Mukjizat Isra Mi’raj: Perjalanan Agung Rasulullah SAW Menembus Langit dan Rahasia Perintah Shalat
Kamis 02-10-2025,14:30 WIB
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan
Radarseluma.disway.id - Mukjizat Isra Mi’raj: Perjalanan Agung Rasulullah SAW Menembus Langit dan Rahasia Perintah Shalat--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Mukjizat terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW bukan hanya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang penuh keajaiban, yakni Isra Mi’raj. Peristiwa ini bukan sekadar kisah perjalanan malam, melainkan momentum penting yang meneguhkan keimanan, menguatkan hati Rasulullah SAW, dan menjadi tonggak utama dalam syariat Islam dengan ditetapkannya perintah shalat lima waktu.
Isra Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang tidak dapat dijangkau akal semata, tetapi membutuhkan iman yang teguh. Inilah bukti nyata kekuasaan Allah SWT yang mampu memperjalankan hamba-Nya dalam waktu singkat melintasi bumi hingga menembus langit tujuh.
Peristiwa Isra Mi’raj diabadikan Allah dalam Al-Qur’an sebagai tanda kebesaran-Nya.
1. Tentang Isra:
اللهُ تَعَالَى بَرْفِرْمَان:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya:
“Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1)
2. Tentang Mi’raj:
Dalam surah An-Najm, Allah menceritakan perjalanan Rasulullah SAW menembus langit:
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ. عِندَ سِدْرَةِ الْمُنتَهَىٰ. عِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ. إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ. لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ
Artinya:
“Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) pada kesempatan yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling sedikit pun dan tidak melampaui batas. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhannya yang paling besar.”
(QS. An-Najm: 13-18)
Banyak Hadits sahih yang menguatkan peristiwa Isra Mi’raj. Salah satunya diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُنَا أَنَّهُ أُسْرِيَ بِهِ، إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى، ثُمَّ عُرِجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ
Artinya:
“Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Rasulullah SAW pernah menceritakan kepada kami bahwa beliau diperjalankan (Isra) ke Masjidil Aqsa, kemudian diangkat (Mi’raj) ke langit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis lain menjelaskan tentang kewajiban shalat yang diturunkan langsung tanpa perantara:
فَفُرِضَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةُ خَمْسِينَ صَلَاةً، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا، فَنُودِيَ: يَا مُحَمَّدُ إِنَّهُ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ، وَإِنَّ لَكَ بِهَذِهِ الْخَمْسِ خَمْسِينَ
Artinya:
“Maka diwajibkan kepada Nabi SAW shalat sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga menjadi lima kali, lalu ada seruan: ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya keputusan di sisi-Ku tidak bisa diubah. Dan sesungguhnya dengan lima (shalat) itu engkau mendapatkan pahala lima puluh.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Uraian Perjalanan Isra Mi’raj
Peristiwa Isra Mi’raj dimulai ketika Rasulullah SAW sedang berada di sekitar Ka’bah. Malaikat Jibril datang membawa Buraq, hewan putih yang lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari kuda. Rasulullah SAW menungganginya dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Di sana, beliau menjadi imam shalat bagi para nabi terdahulu, sebagai simbol pengakuan bahwa risalah beliau adalah penyempurna risalah para nabi sebelumnya.
Setelah itu, Rasulullah SAW diangkat ke langit (Mi’raj). Beliau melewati langit demi langit, bertemu dengan para Nabi:
Di langit pertama bertemu Nabi Adam AS.
Di langit kedua bertemu Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS.
Di langit ketiga bertemu Nabi Yusuf AS.
Di langit keempat bertemu Nabi Idris AS.
Di langit kelima bertemu Nabi Harun AS.
Di langit keenam bertemu Nabi Musa AS.
Di langit ketujuh bertemu Nabi Ibrahim AS, yang menyandarkan punggungnya di Baitul Ma’mur.
Puncaknya, Rasulullah SAW sampai di Sidratul Muntaha, sebuah tempat agung yang tak bisa dijangkau siapapun kecuali beliau. Di sanalah Allah SWT menetapkan perintah shalat, awalnya 50 kali dalam sehari semalam, lalu setelah dialog dengan Nabi Musa AS, jumlahnya diringankan menjadi lima kali Shalat wajib.
Makna dan Hikmah Isra Mi’raj
1. Tanda Kekuasaan Allah SWT
Perjalanan ini membuktikan tidak ada yang mustahil bagi Allah, bahkan menembus ruang dan waktu.
2. Kedudukan Rasulullah SAW
Beliau dimuliakan dengan diangkat langsung untuk menerima perintah shalat tanpa perantara Malaikat.
3. Syariat Shalat
Shalat adalah ibadah utama, tiang agama, dan hadiah istimewa dari Allah kepada umat Islam.
4. Ujian Keimanan
Peristiwa ini menguji keimanan sahabat. Ada yang ragu, namun Abu Bakar Ash-Shiddiq langsung membenarkan tanpa keraguan sedikit pun, hingga mendapat gelar Ash-Shiddiq.
5. Spirit Perjuangan
Isra Mi’raj menjadi penguat hati Rasulullah SAW setelah masa kesedihan (wafatnya Khadijah dan Abu Thalib).
Isra Mi’raj bukan sekadar cerita, tetapi bukti mukjizat agung Rasulullah SAW yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan hadis sahih. Dari peristiwa ini, umat Islam memahami pentingnya shalat sebagai tiang agama dan sarana mengingat Allah SWT. Isra Mi’raj juga menjadi pembeda antara orang beriman dan yang ragu-ragu, sebagaimana yang terjadi pada kaum Quraisy saat itu.
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita tidak boleh hanya menjadikan Isra Mi’raj sebagai peringatan seremonial tahunan. Lebih dari itu, Isra Mi’raj harus menjadi momentum memperkuat iman, memperbaiki shalat, dan semakin yakin bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dengan memahami makna Isra Mi’raj, kita akan menyadari bahwa shalat bukan sekadar kewajiban, melainkan hadiah yang membawa kita semakin dekat kepada Allah SWT. (djl)
Sumber: