Rasulullah SAW Membebaskan Kota Makkah dengan Jiwa Pemaaf

Rasulullah SAW Membebaskan Kota Makkah dengan Jiwa Pemaaf

Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW Membebaskan Kota Makkah dengan Jiwa Pemaaf--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id -Peristiwa Fathu Makkah (Pembebasan Kota Makkah) merupakan salah satu momen paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Setelah bertahun-tahun menghadapi penindasan, peperangan, dan pengusiran dari kaum Quraisy, Rasulullah SAW akhirnya kembali ke tanah kelahirannya dengan membawa pasukan besar. Namun, yang mengagumkan, beliau tidak datang untuk membalas dendam, melainkan dengan jiwa pemaaf yang penuh kasih sayang.

Latar Belakang Fathu Makkah

Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati antara kaum Muslimin dan Quraisy sempat menciptakan suasana damai. Namun, kaum Quraisy melanggarnya dengan membantu sekutu mereka menyerang Bani Khuza‘ah, yang merupakan sekutu Rasulullah SAW. Hal ini menjadi alasan kuat kaum Muslimin untuk menuntut keadilan.

Dengan persiapan yang matang, Rasulullah SAW berangkat bersama sekitar 10.000 pasukan Muslimin menuju Makkah. Meskipun memiliki kekuatan yang besar, Rasulullah SAW tetap menekankan untuk tidak melakukan pertumpahan darah dan hanya memerangi jika ada pihak yang melawan.

BACA JUGA:Kisah Agung Perang Uhud: Ujian Keimanan dan Pelajaran Abadi bagi Umat Islam

Rasulullah SAW Menunjukkan Jiwa Pemaaf

Ketika memasuki Kota Makkah, kaum Quraisy berada dalam ketakutan. Mereka menyadari kesalahan besar yang telah mereka lakukan selama ini terhadap Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun, Rasulullah SAW justru memberikan pengumuman yang menenangkan hati:

مَنْ دَخَلَ دَارَ أَبِي سُفْيَانَ فَهُوَ آمِنٌ، وَمَنْ أَلْقَى السِّلَاحَ فَهُوَ آمِنٌ، وَمَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَهُوَ آمِنٌ

Artinya: “Barangsiapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan maka ia aman. Barangsiapa yang meletakkan senjata maka ia aman. Dan barangsiapa yang masuk ke Masjidil Haram maka ia aman.”
(HR. Muslim)

Rasulullah SAW lalu berdiri di hadapan kaum Quraisy di depan Ka‘bah dan berkata:

"Idh-habu fa antumuth-thulaqā’"
“Pergilah, kalian semua bebas.”

Ucapan agung ini mencerminkan jiwa pemaaf Rasulullah SAW, meskipun beliau memiliki kuasa penuh untuk membalas dendam atas perlakuan Quraisy di masa lalu.

BACA JUGA:Kisah Rasulullah SAW dalam Perang Khandaq yang Menegangkan

Dalil Al-Qur’an tentang Pemaaf

Allah SWT telah menggambarkan sifat mulia Rasulullah SAW dalam Al-Qur’an:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ

Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka." (QS. Ali Imran: 159)

Sumber:

Berita Terkait