Jejak Hijrah Rasulullah SAW: Perjalanan Agung Penuh Pengorbanan dan Keteladanan

Jejak Hijrah Rasulullah SAW: Perjalanan Agung Penuh Pengorbanan dan Keteladanan

Radarseluma.disway.id - Jejak Hijrah Rasulullah SAW: Perjalanan Agung Penuh Pengorbanan dan Keteladanan--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan tonggak sejarah besar dalam perkembangan Islam. Peristiwa ini mengandung makna mendalam tentang pengorbanan, kesabaran, dan keyakinan kepada Allah SWT. Umat Islam tidak hanya mengenang hijrah sebagai peristiwa sejarah, melainkan juga sebagai pelajaran hidup untuk berjuang, meninggalkan kebatilan, dan menegakkan kebenaran.

Hijrah merupakan bukti nyata bahwa perjuangan menegakkan agama Allah memerlukan kesabaran, strategi, dan pengorbanan yang tidak sedikit. Peristiwa ini bahkan menjadi awal penanggalan kalender hijriyah yang hingga kini digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Latar Belakang Hijrah

Selama 13 tahun berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW dan para sahabat menghadapi tekanan berat dari kaum Quraisy. Mereka mengalami cemoohan, penyiksaan, pemboikotan, hingga ancaman pembunuhan. Namun, iman mereka tidak goyah. Ketika penindasan semakin memuncak, Allah SWT memberikan izin bagi Rasulullah SAW untuk berhijrah ke Madinah.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةًۚ وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya:
“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat tujuan), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini menegaskan bahwa hijrah adalah ibadah agung yang berpahala besar, bahkan jika seorang muslim wafat di tengah jalan, Allah tetap mencatatnya sebagai pahala sempurna.

BACA JUGA:Kisah Rasulullah SAW Membimbing Ali bin Abi Thalib RA Sejak Kecil

Perjalanan Hijrah Rasulullah SAW

Rencana pembunuhan Rasulullah SAW oleh kaum Quraisy menjadi titik awal hijrah. Mereka sepakat mengutus pemuda dari setiap kabilah untuk menyerang rumah Nabi secara serentak. Namun, Allah SWT melindungi Rasul-Nya.

Malam itu, Rasulullah SAW memerintahkan Ali bin Abi Thalib RA untuk tidur di tempat tidurnya, sementara beliau keluar rumah tanpa terlihat oleh musuh. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِين

Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkapmu, membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal: 30)

Rasulullah SAW kemudian berangkat bersama sahabat setianya, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Mereka bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari untuk menghindari pengejaran Quraisy. Dalam kondisi penuh tekanan itu, Abu Bakar sempat merasa takut, namun Rasulullah SAW menenangkan dengan sabdanya:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Sumber:

Berita Terkait