Hamzalah bin Abu Amir: Pengantin Sehari yang Dimandikan Malaikat Langit"

Hamzalah bin Abu Amir: Pengantin Sehari yang Dimandikan Malaikat Langit

Radarseluma.disway.id - Hamzalah bin Abu Amir: Pengantin Sehari yang Dimandikan Malaikat Langit"--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id -Sejarah Islam dipenuhi dengan kisah-kisah pengorbanan luar biasa dari para sahabat Nabi Muhammad SAW, yang mengorbankan harta, keluarga, bahkan nyawa mereka demi tegaknya kalimat Allah. Salah satu kisah yang begitu menyentuh hati adalah kisah Hamzalah bin Abu Amir al-Anshari, seorang pemuda Madinah yang baru saja menikah, namun meninggalkan malam pertamanya demi memenuhi panggilan jihad.

Dalam keadaan junub dan belum sempat mandi, Hamzalah tetap memutuskan untuk bergabung dalam barisan Rasulullah SAW di medan Perang Uhud. Ia gugur sebagai syuhada, namun bukan itu yang paling menggetarkan Rasulullah SAW bersaksi bahwa jasad Hamzalah dimandikan oleh para malaikat di langit, dan tubuhnya bersih dari darah. Ia pun dikenal sepanjang sejarah sebagai "Ghasilul Malaikah", orang yang dimandikan oleh malaikat.

Hamzalah bin Abu Amir: Pemuda Anshar yang Setia

Hamzalah bin Abu Amir berasal dari suku Aus di Madinah. Ia merupakan anak dari Abu Amir ar-Rahib, seorang tokoh Madinah yang kemudian membelot dan menjadi musuh Islam. Meskipun ayahnya menolak dakwah Rasulullah SAW, Hamzalah justru menerima Islam dengan sepenuh hati dan menjadi salah satu sahabat yang ikhlas membela Rasulullah SAW.

Keimanannya tak goyah sedikit pun, meskipun ia harus berseberangan jalan dengan ayah kandungnya sendiri. Ini menunjukkan betapa kuat komitmennya dalam menegakkan ajaran Islam dan berada di pihak kebenaran.

BACA JUGA:Ketika Iblis Mengantar Seorang Pemuda ke Masjid Untuk Sholat Subuh yang Menang Tiga Kali dari Godaan Syetan

Pernikahan dan Malam Pertama yang Terputus

Pada malam sebelum Perang Uhud, Hamzalah menikahi seorang wanita salihah bernama Jamilah binti Abdullah bin Ubay, yang merupakan anak dari Abdullah bin Ubay bin Salul, tokoh munafik Madinah. Pernikahan itu sederhana, namun penuh dengan keberkahan.

Mereka baru saja menjalani malam pertama sebagai suami istri ketika kabar datang bahwa pasukan musyrikin Quraisy telah mendekat. Rasulullah SAW memanggil kaum Muslimin untuk berkumpul dan bersiap menghadapi serangan. Tanpa menunda, dan meskipun dalam keadaan junub, Hamzalah segera berangkat berperang, tanpa sempat mandi, demi menjawab seruan Rasulullah SAW.

Keikhlasan Seorang Istri di Tengah Duka

Ketika kabar gugurnya Hamzalah sampai ke Madinah, Jamilah istrinya hanya bisa terdiam dalam tangis. Ia belum sempat menikmati kebersamaan sebagai istri. Namun, dalam kesedihan yang begitu mendalam, Jamilah tetap tegar dan ikhlas, bahkan menyampaikan kepada Rasulullah SAW bahwa suaminya berangkat dalam keadaan junub.

Keikhlasan Jamilah tercermin dalam ucapannya:
"Aku ikhlas suamiku syahid di jalan Allah. Meski aku belum lama menjadi istrinya, aku tahu ia telah memilih surga sebagai tempat kembali."

Perempuan ini menjadi simbol kekuatan dan keteguhan wanita Muslimah yang merelakan cinta dunia demi cinta kepada Allah SWT.

Sumber:

Berita Terkait