Taubat Sang Pemakan Jantung: Kisah Hindun binti Utbah yang Mendapat Ampunan Allah
Radarseluma.disway.id - Taubat Sang Pemakan Jantung: Kisah Hindun binti Utbah yang Mendapat Ampunan Allah--
"Dari Kebencian Menjadi Keimanan"
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah Islam, ada banyak kisah tentang individu yang mengalami transformasi luar biasa dari kejahatan menuju ketakwaan. Salah satu kisah paling menggetarkan hati adalah kisah Hindun binti Utbah, istri dari Abu Sufyan bin Harb, wanita bangsawan Quraisy yang terkenal karena kebencian mendalamnya terhadap Rasulullah SAW dan Islam. Namun, Allah SWT membuka pintu hidayah bahkan kepada orang yang paling keras hatinya. Kisah taubat Hindun adalah pelajaran tentang ampunan Allah yang tiada batas dan keikhlasan seorang hamba dalam meninggalkan keburukan demi Islam.
Latar Belakang: Siapakah Hindun binti Utbah?
Hindun binti Utbah adalah wanita Quraisy dari kalangan bangsawan. Ia dikenal memiliki watak yang kuat, tegas, dan sangat membenci Islam, terutama Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Salah satu titik puncak kebenciannya terlihat dalam Perang Uhud, ketika ia memerintahkan budaknya, Wahsyi, untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Setelah Hamzah gugur, Hindun bahkan mencabik-cabik jasadnya dan memakan bagian hatinya karena dendam pribadi.
Namun, siapa sangka, wanita yang pernah memakan hati sahabat mulia itu kemudian menjadi seorang Muslimah yang taat, menerima Islam dengan hati tulus, dan dikenal dengan keimanannya.
Kebencian dan Dendam di Perang Uhud
Dalam Perang Uhud, dendam Hindun terhadap Hamzah bin Abdul Muththalib memuncak. Ayahnya, Utbah bin Rabi’ah, dan saudara laki-lakinya, Walid, telah terbunuh dalam Perang Badar oleh kaum Muslimin. Hamzah termasuk yang membunuh mereka. Rasa sakit itu membutakan hati Hindun hingga ia berjanji akan membalas dendam.
Ia menyewa Wahsyi bin Harb, budak Habsyi yang pandai melempar tombak, dengan janji bahwa jika ia membunuh Hamzah, maka ia akan dimerdekakan. Wahsyi pun berhasil membunuh Hamzah. Setelah itu, Hindun menghampiri jasad Hamzah, mencabik-cabik tubuhnya, mengambil hatinya dan mengunyahnya, meski akhirnya ia muntahkan.
Peristiwa ini begitu memilukan bagi Rasulullah SAW. Diriwayatkan bahwa beliau menangis atas gugurnya Hamzah dan menyebutnya sebagai “Asadullah wa Asadur Rasulihi” (Singa Allah dan Singa Rasul-Nya).
BACA JUGA:Pesan Indah Rasulullah SAW kepada Aisyah RA: Jangan Tidur Sebelum Melakukan 4 Amalan Ini
Islam Menang, Hidayah Pun Datang
Waktu pun berlalu, dan Islam semakin kuat. Puncaknya adalah saat Rasulullah SAW menaklukkan Kota Makkah (Fathu Makkah) dengan damai. Dalam peristiwa ini, para pembesar Quraisy, termasuk Abu Sufyan dan Hindun, menyadari bahwa mereka tidak mampu menandingi kekuatan Islam.
Ketika Rasulullah SAW memberikan jaminan ampunan kepada siapa pun yang tidak menentang, Hindun pun datang bersama wanita-wanita Quraisy lainnya untuk menyatakan keislamannya.
Sumber: