Kisah Jenderal Muslim Ali bin Abi Thalib: Singa Allah, Panglima Tak Tertandingi dalam Cahaya Iman

Kisah Jenderal Muslim Ali bin Abi Thalib: Singa Allah, Panglima Tak Tertandingi dalam Cahaya Iman

Radarseluma.disway.id - Kisah Jenderal Muslim Ali bin Abi Thalib: Singa Allah, Panglima Tak Tertandingi dalam Cahaya Iman--

Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah Islam, terdapat tokoh-tokoh besar yang tidak hanya mengukir prestasi militer tetapi juga menjadi panutan dalam akhlak dan spiritualitas. Salah satu sosok tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Asadullah Singa Allah. Beliau bukan hanya pahlawan di medan perang, tapi juga pemimpin yang adil, cendekiawan ulung, dan simbol keberanian yang dibingkai dengan ketakwaan. Kisah hidupnya bagaikan mozaik keagungan yang patut dijadikan inspirasi sepanjang masa, khususnya di tengah tantangan zaman seperti sekarang.

Kelahiran dan Masa Muda

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه lahir di dalam Ka'bah, Mekkah, pada tanggal 13 Rajab tahun 600 M (23 tahun sebelum Hijrah). Ia berasal dari Bani Hasyim, klan terhormat dalam suku Quraisy. Ayahnya, Abu Thalib, adalah paman Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dan ibunya, Fatimah binti Asad, seorang wanita salehah yang sangat dihormati.

Sejak kecil, Ali telah berada di bawah asuhan langsung Rasulullah SAW. Ketika kaum Quraisy mengalami kekeringan, Rasulullah SAW mengambil Ali dari pamannya untuk dirawat, sebagai bentuk bantuan. Hubungan antara Ali dan Nabi pun sangat dekat dan penuh cinta.

Ali adalah orang pertama dari kalangan anak-anak yang memeluk Islam, bahkan sebelum Rasulullah SAW secara terbuka berdakwah. Ia memeluk Islam di usia sekitar 10 tahun, dan sejak saat itu, ia tak pernah surut dalam membela agama Allah.

BACA JUGA:Lima Jenderal Muslim Paling Ditakuti Sepanjang Sejarah: Strategi, Keberanian, dan Keteguhan Iman

Perjuangan di Jalan Allah

Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai salah satu jenderal paling berani dalam sejarah Islam. Ia ikut serta dalam hampir semua pertempuran besar bersama Rasulullah SAW, termasuk Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar.

Perang Badar

Dalam Perang Badar, Ali menunjukkan keberanian luar biasa. Ia membunuh banyak prajurit Quraisy dan menjadi simbol kekuatan dan keberanian. Ia berduel dengan para petarung tangguh Quraisy seperti Walid bin Utbah dan berhasil menumbangkannya.

Perang Khandaq

Dalam Perang Khandaq, Ali menghadapi Amr bin Abd Wudd, seorang pejuang legendaris Quraisy. Dengan penuh keberanian dan keteguhan iman, Ali mengalahkan Amr meski dikenal sebagai kesatria yang sulit ditaklukkan.

Rasulullah SAW bersabda:

«ضَرْبَةُ عَلِيٍّ يَوْمَ الْخَنْدَقِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الثَّقَلَيْنِ» 

Artinya: “Satu pukulan Ali pada hari Khandaq lebih utama dari ibadahnya jin dan manusia.” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah)

Pembebasan Khaibar

Pada penaklukan benteng Khaibar, Ali kembali menunjukkan kehebatannya. Rasulullah SAW bersabda bahwa bendera akan diberikan kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai oleh keduanya. Keesokan harinya, bendera itu diberikan kepada Ali. Dengan gagah berani, ia menaklukkan benteng Yahudi yang sebelumnya tak bisa ditaklukkan oleh pasukan Muslimin.

Sumber:

Berita Terkait