Menjaga Api Hijrah: Tantangan Istiqamah dan Solusinya dalam Perspektif Islam
Radarseluma.disway.id - Menjaga Api Hijrah: Tantangan Istiqamah dan Solusinya dalam Perspektif Islam--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Hijrah bukanlah sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi sebuah transformasi spiritual menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam konteks kekinian, hijrah sering diartikan sebagai perubahan dari kehidupan yang jauh dari nilai-nilai Islam menuju kehidupan yang berlandaskan iman dan takwa.
Namun, setelah seseorang berhijrah, tantangan sebenarnya justru baru dimulai: yakni bagaimana menjaga istiqamah, atau konsistensi dalam kebaikan tersebut.
Banyak orang yang semangat di awal hijrah, namun kemudian redup di tengah jalan. Ini menunjukkan bahwa istiqamah setelah hijrah adalah ujian besar yang harus dihadapi dengan kesungguhan, ilmu, dan dukungan lingkungan yang tepat. Artikel ini akan mengulas tantangan-tantangan utama dalam menjaga istiqamah serta solusi Islami yang dapat diterapkan oleh setiap muslim yang telah berhijrah.
Makna Istiqamah dan Urgensinya
Secara bahasa, istiqamah berarti lurus, teguh, dan konsisten. Dalam istilah syar’i, istiqamah bermakna tetap berada di jalan yang benar sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya tanpa menyimpang ke kiri atau ke kanan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka beristiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.'" (QS. Fussilat: 30)
Ayat ini menunjukkan bahwa istiqamah adalah jalan menuju surga dan keselamatan hidup di dunia maupun akhirat.
Rasulullah SAW juga pernah ditanya oleh seorang sahabat:
Artinya: "Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang Islam yang aku tidak akan bertanya kepada orang lain setelah engkau."
Maka Rasulullah menjawab:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Artinya"Katakanlah: 'Aku beriman kepada Allah', kemudian beristiqamahlah." (HR. Muslim)
Jawaban Rasulullah menegaskan bahwa setelah beriman, langkah selanjutnya adalah menjaga istiqamah sebagai bukti nyata dari keimanan tersebut.
BACA JUGA:Hijrah Menuju Kebaikan Hakiki: Tinggalkan Maksiat, Genggam Ketaatan
Tantangan Istiqamah Setelah Hijrah
1. Godaan Dunia dan Lingkungan Sekitar
Lingkungan yang tidak mendukung, teman-teman lama yang mengajak kembali kepada maksiat, serta tekanan sosial dapat menjadi sebab utama seseorang tergelincir dari jalan istiqamah.
2. Kurangnya Ilmu dan Pemahaman Agama
Hijrah yang tidak dibarengi dengan pemahaman yang benar bisa membuat seseorang mudah goyah. Banyak orang yang berhijrah hanya karena tren tanpa memiliki pondasi keilmuan.
3. Ujian dan Kesulitan Hidup
Setelah berhijrah, seseorang sering diuji: dari kondisi ekonomi yang sulit, kehilangan teman, hingga tekanan dari keluarga. Hal ini kerap membuat semangat redup dan seseorang kembali pada kehidupan lamanya.
4. Kelelahan Ruhani (Spiritual Burnout)
Terlalu bersemangat di awal tanpa ritme yang tepat bisa menyebabkan kelelahan jiwa. Ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, maka keistiqamahan pun mulai goyah.
BACA JUGA:Nilai Kesabaran dalam Peristiwa Hijrah: Keteladanan Abadi dari Rasulullah SAW dan Para Sahabat
Solusi Islami Menjaga Istiqamah
1. Perkuat Niat dan Keikhlasan
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hijrah harus karena Allah, bukan karena manusia atau faktor duniawi. Niat yang benar akan menjaga langkah di kala lemah.
2. Perbanyak Ilmu dan Pemahaman Islam
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Ilmu adalah cahaya yang menuntun di jalan hijrah dan penguat dalam menghadapi ujian.
3. Berteman dengan Orang Shalih dan Komunitas Hijrah
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: "Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang dijadikan teman dekat."(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Lingkungan yang shalih akan menjadi penguat dan pengingat dalam kebaikan.
4. Perbanyak Ibadah dan Dzikir
Ibadah seperti sholat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir akan menjaga hati dari kekosongan spiritual. Hati yang senantiasa terisi dengan ibadah lebih tahan terhadap godaan dunia.
5. Berdoa Memohon Keteguhan Hati
Bahkan Rasulullah SAW sering memanjatkan doa ini:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Aryinya: "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."(HR. Tirmidzi)
Hijrah adalah langkah awal menuju kebaikan, namun istiqamah adalah bukti sejati dari keimanan. Tantangan untuk tetap berada di jalan yang lurus tidaklah ringan. Godaan dunia, kurangnya ilmu, lingkungan yang tidak mendukung, dan ujian hidup menjadi penghalang utama.
Namun, dengan niat yang ikhlas, bekal ilmu, komunitas yang baik, ibadah yang konsisten, dan doa yang terus-menerus, istiqamah bisa diraih dan dijaga. Allah telah menjanjikan surga bagi mereka yang istiqamah.
Maka, jangan pernah lelah untuk terus melangkah. Meski lambat, asalkan istiqamah di jalan kebaikan, itu lebih baik daripada cepat namun tersesat. (djl)
Sumber: