Muhasabah Diri di Ambang Tahun Baru Hijriyah: Momentum Memperbaiki Hati dan Langkah Hidup

Muhasabah Diri di Ambang Tahun Baru Hijriyah: Momentum Memperbaiki Hati dan Langkah Hidup

Radarseluma.disway.id - Muhasabah Diri di Ambang Tahun Baru Hijriyah: Momentum Memperbaiki Hati dan Langkah Hidup--

"Tahun Baru Hijriyah, Saatnya Merenung dan Memperbaiki Diri"

Reporter: Juli Irawan

Radarseluma.disway.id - Setiap pergantian tahun adalah momentum yang sarat makna, tak terkecuali Tahun Baru Hijriyah. Bagi umat Islam, datangnya 1 Muharram bukan sekadar pergantian kalender, tetapi pengingat untuk kembali menata hati, memperbaiki amal, dan memperkuat komitmen sebagai hamba Allah. Di momen inilah muhasabah diri menjadi kunci utama: menilai kembali kualitas keimanan, memperbaiki niat, dan merancang kehidupan agar lebih dekat dengan ridha Ilahi.

Tahun Baru Hijriyah sejatinya bukan untuk dirayakan secara hura-hura. Ia hadir sebagai kesempatan untuk bertanya pada diri sendiri: sudah sejauh mana kita hidup sesuai ajaran Islam? Sudah seberapa banyak amal yang kita persembahkan kepada Allah SWT?

Makna Hijrah dan Kaitan Muhasabah Diri

Kata Hijrah secara harfiah berarti berpindah. Secara maknawi, hijrah bukan hanya berpindah tempat seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, tetapi juga berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dari gelapnya maksiat menuju cahaya ketaatan. Inilah yang semestinya menjadi semangat saat menyambut Tahun Baru Hijriyah.

Allah SWT berfirman:

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ"

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menjadi dasar kuat pentingnya muhasabah diri. Allah menyeru setiap mukmin untuk memperhatikan amal yang telah dikerjakan sebagai bekal akhirat. Bukan hanya melihat ke belakang, tapi juga merancang masa depan dengan lebih baik.

BACA JUGA:Sabar Itu Cahaya: Pelita Jiwa di Tengah Kegelapan Hidup

Muhasabah dalam Hadits Nabi Muhammad Rasulullah SAW 

Nabi Muhammad Rasulullah SAW pun menekankan pentingnya muhasabah. Beliau bersabda:

"الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَن أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ"

Artinya: "Orang yang cerdas adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah (mengharap ampunan tanpa amal)." (HR. Tirmidzi, no. 2459)

Hadits ini menggarisbawahi bahwa kecerdasan sejati bukan pada intelektualitas duniawi, tapi pada kemampuannya mengevaluasi diri dan mempersiapkan bekal untuk akhirat.

Langkah-Langkah Muhasabah yang Efektif

1. Mengevaluasi Hubungan dengan Allah

* Sudahkah salat kita tepat waktu dan khusyuk?

Sumber:

Berita Terkait