Inilah Makna Hari Tarwiyah dalam Sejarah Islam

Inilah Makna Hari Tarwiyah dalam Sejarah Islam

Radarseluma.disway.id - Inilah Makna Hari Tarwiyah dalam Sejarah Islam--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Islam adalah agama yang kaya dengan makna dan simbol. Setiap waktu, tempat, dan peristiwa memiliki nilai spiritual yang mendalam. Di antara hari-hari yang dimuliakan dalam kalender Islam, terdapat sebuah hari yang dikenal dengan sebutan Hari Tarwiyah (يوم التروية), yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum jamaah haji berangkat dari Mekkah menuju Arafah untuk menjalankan rukun haji yang agung. Hari ini menyimpan nilai sejarah, ibrah (pelajaran), dan ibadah yang luar biasa dalam lintasan sejarah Islam.

Asal-usul Penamaan Hari Tarwiyah

Kata Tarwiyah berasal dari bahasa Arab تَرْوِيَةٌ yang berarti "berpikir" atau "merenung". Sebagian ulama menyebutkan bahwa dinamakan Tarwiyah karena pada hari itu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mulai menerima mimpi dari Allah SWT yang memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, Ismail. Namun, karena beliau belum yakin sepenuhnya bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah, beliau pun merenung dan berpikir sepanjang hari tersebut—itulah makna dari "Tarwiyah".

Dalam kitab "Fath al-Bari", Imam Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa pada malam Tarwiyah, Nabi Ibrahim mulai melihat mimpi tentang perintah menyembelih anaknya, dan pada hari berikutnya (Hari Arafah), beliau yakin bahwa itu adalah wahyu dari Allah.

BACA JUGA:Persiapan Mental dan Fisik untuk Melaksanakan Ibadah Haji

Dalil Al-Qur'an tentang Peristiwa Nabi Ibrahim

Allah Subhanahu wa Ta‘ala mengabadikan kisah Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail, dalam Al-Qur’an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-Shaffat: 102)

Ayat ini mengisahkan awal mula pengorbanan agung yang dilakukan Nabi Ibrahim, yang kemudian menjadi dasar disyariatkannya ibadah haji dan kurban dalam Islam. Proses berpikir dan perenungan beliau inilah yang kemudian dikenal sebagai Hari Tarwiyah.

Hari Tarwiyah dalam Rangkaian Ibadah Haji

Secara praktik, Hari Tarwiyah juga merupakan hari penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah haji mulai melakukan persiapan untuk menunaikan puncak haji di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Dalam hadits disebutkan:

عن جابر بن عبد الله قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم حين ركب ناقته في يوم التروية، ثم توجه إلى منى، فصلى بها الظهر والعصر والمغرب والعشاء والفجر ثم مكث قليلاً حتى طلعت الشمس، ثم انطلق إلى عرفة

Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menaiki untanya pada Hari Tarwiyah, kemudian beliau menuju Mina, lalu shalat di sana Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh, kemudian beliau menunggu hingga terbit matahari lalu berangkat menuju Arafah.” (HR. Muslim, no. 1218)

Hadits ini menjelaskan bahwa Hari Tarwiyah adalah hari di mana Rasulullah SAW dan para sahabat mulai melaksanakan perjalanan haji dari Makkah ke Mina, sebagai tahapan awal menuju Arafah. Ini menunjukkan pentingnya Hari Tarwiyah dalam runtutan manasik haji.

BACA JUGA:Hikmah di Balik Ibadah Haji Bagi Umat Muslim

Makna dan Hikmah Hari Tarwiyah

1. Hari Persiapan Spiritual

Sumber:

Berita Terkait