Berusaha Menghindari Dosa dengan Memperbanyak Istighfar

Berusaha Menghindari Dosa dengan Memperbanyak Istighfar

Radarseluma.disway.id - Berusaha Menghindari Dosa dengan Memperbanyak Istighfar--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan segala kelemahannya. Dalam perjalanan hidup, manusia tidak lepas dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Namun, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Salah satu bentuk rahmat-Nya adalah dengan membuka pintu taubat dan memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya dengan cara memperbanyak istighfar.

Istighfar bukan hanya sekadar permohonan ampun kepada Allah, namun juga wujud kesadaran akan kelemahan diri, penyesalan atas dosa yang telah dilakukan, serta tekad untuk memperbaiki diri. Istighfar adalah zikir yang sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki kekuatan luar biasa dalam membersihkan hati dan menghindarkan diri dari terus-menerus terjebak dalam dosa.

Keutamaan Istighfar dalam Al-Qur’an

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk selalu beristighfar. Bahkan, dalam banyak ayat, istighfar disebut sebagai kunci keberkahan dan pengampunan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Nuh ayat 10-12 yang mana berbunyi: 

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ۝ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا ۝ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

Artinya: "Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sungguh, Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai’." (QS. Nuh: 10–12)

Ayat ini menunjukkan bahwa istighfar bukan hanya menghapus dosa, tetapi juga membawa keberkahan dalam bentuk hujan, rezeki, keturunan, dan kehidupan yang penuh rahmat. Ini adalah isyarat bahwa istighfar membawa perubahan positif dalam kehidupan seorang Muslim.

BACA JUGA:Berusaha Menjadi Pribadi yang Lebih Baik dalam Menjalani Ibadah

Istighfar dalam Sunnah Nabi SAW

Rasulullah SAW, yang ma’shum dan terbebas dari dosa, tetap beristighfar setiap hari lebih dari 70 kali. Hal ini menjadi teladan bagi umatnya bahwa istighfar adalah ibadah yang sangat penting.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Muslim yang berbunyi: 

عَنْ الأَغَرِّ المُزْنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى اللَّهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ»

Artinya: "Dari Al-Agharr Al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.'"
(HR. Muslim no. 2702)

Jika Rasulullah SAW saja yang bersih dari dosa masih beristighfar seratus kali sehari, maka bagaimana dengan kita yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan?

Istighfar Menjauhkan Diri dari Dosa

Setiap manusia pasti pernah tergelincir dalam dosa, namun bukan berarti harus tenggelam dalamnya. Dengan memperbanyak istighfar, seseorang bisa menjaga hati dari keinginan untuk mengulang kesalahan. Istighfar berfungsi sebagai pelindung diri dari kerasnya hati, karena hati yang keras mudah digoda untuk berbuat dosa.

Dalam Hadits lain, Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Tirmidzi yang mana berbunyi: 

«إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا، حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ»

Artinya: "Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat dosa, maka akan muncul noktah hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, meninggalkan dosa, dan memohon ampun, maka hatinya akan dibersihkan. Namun jika ia mengulanginya, maka titik hitam itu akan bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut 'ar-Raan' sebagaimana firman Allah: 'Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka lakukan telah menutupi hati mereka.' (QS. Al-Muthaffifin: 14)." (HR. Tirmidzi no. 3334)

Hadits ini menggambarkan bahwa dosa yang tidak segera diiringi dengan istighfar akan menggelapkan hati dan menghalangi seseorang dari hidayah.

BACA JUGA:Pentingnya Melaksanakan Amanah dengan Seimbang di Bulan Dzulqa’dah

Istighfar sebagai Jalan Menuju Taubat

Istighfar adalah bagian dari taubat. Taubat yang diterima Allah harus memenuhi tiga syarat: menyesali dosa, berhenti melakukannya, dan bertekad tidak mengulanginya. Istighfar menjadi ucapan lahiriah dari niat taubat tersebut. Dalam QS. At-Tahrim ayat 8, Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Tahrim ayat 8 yang mana berbunyi: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubatan nasuha)." (QS. At-Tahrim: 8)

Taubat nasuha adalah taubat yang diiringi dengan istighfar yang tulus dan perbaikan diri secara nyata.

Waktu dan Cara Memperbanyak Istighfar

Istighfar dapat dilakukan kapan saja, tetapi ada waktu-waktu yang lebih utama, seperti: 

1. Setelah Shalat Fardhu

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk membaca “Astaghfirullah” tiga kali setelah Shalat.

2. Pada Waktu Sahur

Allah memuji orang-orang yang beristighfar pada waktu sahur sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Adz- - Dzariyat ayat 18 yang mana berbunyi: 

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Artinya: "Dan di waktu sahur mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Adz-Dzariyat: 18)

3. Saat Terjadi Musibah atau Setelah Kesalahan 

Segera memohon ampun jika merasa telah melakukan kekeliruan, sebagai tanda hati yang peka terhadap dosa.

Cara istighfar bisa dengan lafadz:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

* رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ

* اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ 

(Doa Sayyidul Istighfar – HR. Bukhari no. 6306)

BACA JUGA:Dzulqa’dah: Waktu yang Tepat untuk Meningkatkan Kesadaran Sosial

Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Istighfar bukan hanya penghapus dosa, tetapi juga penyejuk hati, penarik rahmat, dan pelindung dari azab. Dengan memperbanyak istighfar, seorang Muslim menunjukkan kepekaan spiritual dan kesiapan untuk memperbaiki diri dari kesalahan. Orang yang rajin beristighfar akan lebih terjaga dari perbuatan maksiat dan akan selalu dekat dengan rahmat Allah SWT.

Mari kita jadikan istighfar sebagai amalan harian yang tidak terlewatkan. Di tengah dunia yang penuh fitnah dan godaan, memperbanyak istighfar menjadi benteng bagi jiwa dan pengingat akan kehadiran Allah dalam setiap langkah hidup kita. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu beristighfar dan mendapat ampunan serta kasih sayang dari Allah SWT. (djl)

 

Sumber:

Berita Terkait