Bulan Dzulqa’dah: Waktu untuk Perbaikan Hubungan dengan Sesama

Bulan Dzulqa’dah: Waktu untuk Perbaikan Hubungan dengan Sesama

Radarseluma.disway.id - Bulan Dzulqa’dah: Waktu untuk Perbaikan Hubungan dengan Sesama--

Reporter: Juli Irawan 

Radarseluma.disway.id - Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga hubungan yang harmonis, baik dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Hubungan dengan Allah disebut hablum minallah, sedangkan hubungan dengan sesama manusia disebut hablum minannas. Kedua hubungan ini harus seimbang dan dijaga dengan baik. Dalam konteks waktu dan momentum, Islam telah menetapkan bulan-bulan mulia yang memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya adalah bulan Dzulqa’dah, yang merupakan salah satu dari empat bulan haram (asyhurul hurum) dalam Islam. Bulan ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi dan perbaikan hubungan, khususnya dengan sesama.

Keutamaan Bulan Dzulqa’dah

Bulan Dzulqa’dah adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah. Allah SWT menjadikannya sebagai bulan yang mulia dan haram, yakni bulan yang diharamkan segala bentuk pertumpahan darah dan permusuhan. Dalam Surah At-Taubah ayat 36, Allah berfirman yang mana berbunyi: 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." (QS. At-Taubah: 36)

Empat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal saleh dan menjauhi segala bentuk maksiat serta kezaliman.

BACA JUGA:Tiga Amalan Kunci: Dzikir, Tilawah, dan Sedekah di Bulan Dzulqa’dah

Perbaikan Hubungan Sesama di Bulan Dzulqa’dah

Salah satu bentuk kezaliman yang kerap terjadi dalam kehidupan adalah kerusakan hubungan antar sesama. Entah karena iri, dendam, kesalahpahaman, atau ego yang tinggi, hubungan persaudaraan bisa retak. Islam mengajarkan bahwa memperbaiki hubungan yang rusak adalah amal yang sangat mulia, terlebih di bulan yang penuh keberkahan seperti Dzulqa’dah.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang di riwayatkan oleh Hadits Abu Dawud yang mana berbunyi: 

«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالصَّدَقَةِ؟» قَالُوا: بَلَى، قَالَ: «صَلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ، فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ»

Artinya: "Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih utama dari shalat, puasa, dan sedekah?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mendamaikan hubungan (yang rusak) antar sesama, karena rusaknya hubungan itu adalah pencukur (kebaikan)." (HR. Abu Dawud, no. 4919)

Hadits ini menunjukkan bahwa menjaga dan memperbaiki hubungan antar sesama manusia lebih utama daripada ibadah-ibadah ritual, karena kebencian dan permusuhan dapat merusak pahala amal yang telah dikumpulkan.

Sumber:

Berita Terkait