Memaknai Puasa Sebagai Pembersihan Diri

Memaknai Puasa Sebagai Pembersihan Diri

Radarseluma.disway.id - Memaknai Puasa Sebagai Pembersihan Diri--

Radarseluma.disway.id - Puasa merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, Puasa juga berfungsi sebagai sarana pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin. 
Dalam Islam, kebersihan dan kesucian diri merupakan hal yang sangat dianjurkan, baik dalam aspek jasmani maupun rohani.
 
Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan hawa nafsu, amarah, serta segala hal yang dapat mengotori hati dan jiwa. 
Oleh karena itu, Puasa dapat dipandang sebagai sebuah proses penyucian diri, yang tidak hanya membersihkan tubuh dari racun-racun fisik tetapi juga membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin seperti riya, dengki, dan kesombongan.
 
 
Dalam kesempatan ini, kita akan menguraikan bagaimana Puasa berfungsi sebagai pembersihan diri dengan merujuk kepada dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits.
 
"Puasa sebagai pembersihan diri"
 
Puasa sebagai pembersihan diri dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW, berikut penjelasannya baik Al-Qur'an maupun Hadits Rasulullah SAW.
 
Dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183 Allah SWT berfirman yang berbunyi: 
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
 
Artinya: 
"Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
 
Ayat ini menunjukkan bahwa Puasa memiliki tujuan utama, yaitu menjadikan seorang Muslim bertaqwa, takwa adalah keadaan di mana seseorang menjaga dirinya dari segala bentuk dosa dan maksiat serta senantiasa menjalankan perintah Allah SWT, dengan berpuasa, seseorang tidak hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga membersihkan hati dan jiwanya agar lebih dekat kepada Allah SWT.
 
Dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi: 
 
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya: 
"Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan jangan pula berbuat gaduh.  Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia mengatakan: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa’." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
 
Hadits ini menegaskan bahwa Puasa adalah perisai yang melindungi seseorang dari keburukan, dengan berpuasa, seorang Muslim dilatih untuk mengendalikan diri, baik dari perkataan maupun perbuatan yang buruk, sehingga hatinya menjadi bersih dari segala penyakit batin.
 
"Makna pembersihan diri dalam Puasa"
 
Puasa sebagai pembersihan diri dapat dimaknai dalam beberapa aspek berikut penjelasannya: 
 
Pertama:
Pembersihan Jasmani
 
Puasa membantu tubuh dalam melakukan detoksifikasi alami. 
Ketika seseorang berpuasa, tubuhnya membersihkan diri dari racun-racun yang berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari. 
Hal ini telah dibuktikan dalam berbagai penelitian medis yang menunjukkan bahwa Puasa memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki metabolisme.
 
Kedua:
Pembersihan rohani dan hati
 
Puasa melatih seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya. 
Dengan menahan lapar, dahaga, dan keinginan-keinginan Duniawi, seorang Muslim menjadi lebih sadar akan kebutuhannya yang sejati, yaitu hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Hati yang sebelumnya dipenuhi dengan kecintaan terhadap Dunia, perlahan-lahan menjadi lebih bersih dan fokus kepada ibadah serta kebaikan.
 
Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari Rasulullah SAW bersabda yang berbunyi: 
 
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: 
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan jahat, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang ia tahan." (HR. Bukhari)
 
 
Hadits ini menekankan bahwa esensi Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga harus disertai dengan perbaikan akhlak dan amal perbuatan.
 
Ketiga:
Pembersihan dari dosa
 
Puasa juga berfungsi sebagai penghapus dosa-dosa kecil yang telah dilakukan seseorang. 
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda sebagaimana yang berbunyi: 
 
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: 
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan penuh keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Dengan demikian, Puasa menjadi sarana penyucian diri dari dosa-dosa, memberikan kesempatan kepada seseorang untuk kembali kepada fitrah yang suci.
 
 
Dari penjelasan diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa Puasa dalam Islam bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai sarana pembersihan diri, baik secara jasmani maupun rohani. 
 
Dalam Al-Qur’an dan Hadits telah dijelaskan bahwa Puasa bertujuan untuk membentuk ketaqwaan, yang pada akhirnya menjadikan seseorang lebih dekat kepada Allah SWT dan lebih baik dalam hubungannya dengan sesama.
 
Adapun pembersihan diri melalui Puasa mencakup tiga aspek utama yaitu sebagai berikut: 
 
Pembersihan jasmani:
Yaitu membantu tubuh dalam proses detoksifikasi dan meningkatkan kesehatan.
 
Pembersihan Ruhani:
Yaitu melatih pengendalian diri dan meningkatkan kesadaran spiritual.
 
Pembersihan dari dosa:
Yaitu memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memperoleh ampunan dari Allah SWT.
 
Dengan memahami makna Puasa sebagai pembersihan diri, seorang Muslim dapat lebih menghayati ibadah ini sehingga memperoleh manfaat yang maksimal, baik di Dunia maupun di Akhirat.
 
Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena manfaatnya yang luar biasa, baik untuk kesehatan tubuh maupun kebersihan jiwa. 
Dengan berpuasa, seseorang diajarkan untuk hidup lebih sederhana, lebih sabar, serta lebih dekat dengan Allah SWT.
 
Sebagai umat Islam, kita seharusnya tidak hanya menjalankan Puasa sebagai kewajiban tahunan semata, tetapi juga sebagai sarana introspeksi dan perbaikan diri. 
Dengan demikian, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi kehidupan di Dunia serta Akhirat.
 
Semoga Allah SWT menerima ibadah Puasa kita dan menjadikannya sebagai sarana untuk membersihkan diri serta mendekatkan kita kepada-Nya. Aamiin.(djl)

Sumber: