Puasa Yang Sia-Sia Akibat Perkataan yang Buruk

Puasa Yang Sia-Sia Akibat Perkataan yang Buruk

Radarseluma.disway.id - Puasa Yang Sia-Sia Akibat Perkataan yang Buruk--

Radarseluma.disway.id - Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Ibadah ini tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga mengajarkan pengendalian diri dari segala perbuatan yang dapat mengurangi atau bahkan membatalkan pahala puasa. Salah satu hal yang dapat merusak puasa adalah perkataan yang buruk, seperti berkata dusta, mencaci maki, bergunjing (ghibah), dan adu domba (namimah).
 
Dalam Islam, perkataan memiliki pengaruh besar terhadap amal ibadah seseorang. Nabi Muhammad Rasulullah SAW banyak memberikan peringatan tentang bahaya lisan, terutama dalam keadaan berpuasa. 
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga lisannya agar Puasa yang dilakukan tidak menjadi sia-sia.
 
Dalam pembahasan ini, kita akan menguraikan bagaimana perkataan buruk dapat menghilangkan pahala Puasa berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad Rasulullah SAW, serta bagaimana seorang Muslim seharusnya menjaga lisannya agar Puasanya tetap bernilai di sisi Allah SWT.
 
 
Berikut Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits Tentang Bahaya Perkataan Buruk dalam Puasa
 
Allah SWT telah memberikan peringatan dalam Al-Qur'an tentang pentingnya menjaga lisan dan menjauhi perkataan yang buruk. Salah satunya adalah dalam Surah Al- Ahzab ayat 70-71 yang mana berbunyi:
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا.
 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amal mu dan mengampuni dosa-dosa mu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah memperoleh kemenangan yang Agung." (QS. Al - Ahzab: 70-71)
 
Ayat ini menegaskan bahwa perkataan yang baik akan memperbaiki amal ibadah seseorang, sebaliknya, perkataan yang buruk dapat merusak pahala amal tersebut, termasuk pahala Puasa.
 
Nabi Muhammad Rasulullah SAW juga memberikan peringatan keras terhadap mereka yang berpuasa tetapi tidak menjaga lisannya. 
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari sudah sangat jelas yang mana berbunyi:
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ"
Artinya:
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: 'Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta serta perbuatan bodoh, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya yang sekadar meninggalkan makan dan minum.'" (HR. Bukhari No. 1903)
 
 
Hadits ini menunjukkan bahwa tujuan Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas akhlak seseorang, jika seseorang tetap berkata dusta, bergunjing, atau mencaci orang lain, maka Puasanya menjadi sia-sia di sisi Allah SWT.
 
Penjelasan dan Dampak Perkataan Buruk Terhadap Puasa
 
Pertama:
Menghilangkan Pahala Puasa
 
Puasa bukan sekadar ibadah fisik, tetapi juga ibadah hati dan lisan, ketika seseorang berpuasa tetapi tetap berkata buruk, puasanya tidak akan memberikan manfaat yang seharusnya. Allah SWT tidak menerima Puasa seseorang yang lisannya penuh dengan kebohongan dan makian.
 
Kedua:
Menyebabkan Dosa Bertambah
 
Alih-alih mendapatkan pahala, orang yang berpuasa tetapi tidak menjaga lisannya justru bisa mendapatkan dosa tambahan. 
Dalam Islam, dosa yang dilakukan dengan lisan seperti ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba) bisa lebih berat daripada dosa fisik.
 
Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang mana artinya:
 
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu perkataan yang diridhai Allah, yang ia tidak menyangka nya akan mendapat pahala besar, tetapi Allah meninggikan derajatnya. 
Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu perkataan yang dimurkai Allah, yang ia tidak menyangka nya akan berakibat buruk, tetapi ia terjerumus ke dalam Neraka." (HR. Bukhari No. 6478)
 
 
Ketiga:
Mengurangi Keberkahan dan Hikmah Puasa
 
Puasa memiliki hikmah untuk melatih kesabaran dan menumbuhkan ketakwaan. Namun, jika seseorang tetap berkata buruk, maka ia kehilangan manfaat spiritual yang bisa diperoleh dari puasa, seharusnya, Puasa menjadi momen untuk memperbaiki diri, bukan sekadar menahan lapar dan haus.
 
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkataan buruk saat berpuasa bisa membuat Puasa seseorang menjadi sia-sia. Islam mengajarkan bahwa Puasa bukan hanya soal menahan makan dan minum, tetapi juga menjaga akhlak dan lisan. Nabi Muhammad Rasulullah SAW dengan jelas memperingatkan bahwa siapa pun yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh puasanya.
 
 
Oleh karena itu, sebagai Muslim yang ingin mendapatkan keberkahan dari ibadah Puasa, kita harus benar-benar menjaga lisan kita. Berpuasa dengan baik bukan hanya dengan menahan diri dari makanan, tetapi juga dengan menahan diri dari berkata dusta, mencaci, menggunjing, dan perbuatan lisan lainnya yang dapat merusak pahala puasa.
 
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah yang tidak hanya menjalankan puasa secara fisik, tetapi juga menjaga lisan dan akhlak agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT Mari kita manfaatkan bulan Suci Ramadhan sebagai sarana untuk melatih diri agar lebih berhati-hati dalam berbicara dan memperbaiki akhlak kita.
 
Akhir kata, semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, dan semoga kita semua mendapatkan pahala yang berlipat ganda serta diampuni segala dosa-dosa kita. Aamiin. (djl)
 

Sumber:

Berita Terkait