Warga Lubuk Resam Bangun Jembatan Swadaya, Harapkan Perhatian Pemerintah Kabupaten Seluma

Warga Lubuk Resam Bangun Jembatan Swadaya, Harapkan Perhatian Pemerintah Kabupaten Seluma

Radarseluma.disway.id - Warga Lubuk Resam Bangun Jembatan Swadaya, Harapkan Perhatian Pemerintah Kabupaten Seluma--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id -Pembangunan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu kebutuhan mendasar masyarakat dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Jalan dan jembatan bukan hanya sarana transportasi, melainkan juga urat nadi perekonomian, pendidikan, hingga akses kesehatan. Namun, tidak semua daerah di Kabupaten Seluma merasakan kenyamanan dan keamanan akses infrastruktur yang memadai. Salah satunya adalah masyarakat Desa Lubuk Resam, Kecamatan Seluma Utara.

Hingga kini, masyarakat setempat masih harus berjuang dengan segala keterbatasan. Jembatan yang menjadi satu-satunya akses keluar masuk desa kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Tidak tahan menunggu terlalu lama, warga pun berinisiatif melakukan pembangunan secara swadaya dengan gotong-royong, meskipun sangat sederhana. Inilah bukti nyata semangat kebersamaan masyarakat, sekaligus menjadi potret betapa besar kebutuhan mereka akan perhatian serius dari pemerintah daerah.

Pada hari Jum’at (29/8), masyarakat Desa Lubuk Resam, Kecamatan Seluma Utara, melakukan aksi gotong-royong membangun jembatan seadanya. Papan, balok kayu, dan beberapa material sederhana yang digunakan untuk memperbaiki akses tersebut semuanya berasal dari hasil sumbangan masyarakat, khususnya pemilik kendaraan roda empat yang sangat bergantung pada jembatan itu.

Proses pengerjaan dilakukan secara bergantian oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari pemuda, orang tua, hingga tokoh masyarakat bahu-membahu agar akses desa tidak terputus. Gotong-royong ini bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi juga menjadi simbol kepedulian dan kebersamaan yang sudah menjadi budaya bangsa.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa jembatan yang dibangun dengan material seadanya tentu tidak akan mampu bertahan lama. Beban kendaraan roda empat yang melintas setiap hari bisa saja mempercepat kerusakan. Kekhawatiran masyarakat semakin besar ketika musim hujan tiba, karena kondisi jembatan yang rapuh berisiko membahayakan pengguna.

BACA JUGA:Lubuk Resam Salurkan BLT DD Tahap Dua: 14 KPM Terima Bantuan, Kades Harap Digunakan Bijak

Kepala Desa (Kades) Lubuk Resam, Indi Aksi, menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat menggunakan Dana Desa untuk pembangunan jembatan tersebut. Alasannya, jembatan itu merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Seluma, bukan kewenangan desa.

“Dana Desa tidak bisa dipakai untuk membangun jembatan ini, karena statusnya milik pemerintah daerah. Sementara hingga kini belum ada penganggaran dari Pemerintah Kabupaten. Mau tidak mau, masyarakat harus bergotong-royong,” ungkap Indi Aksi.

Kades menambahkan, kondisi ini membuat masyarakat berada dalam posisi serba sulit. Di satu sisi, jembatan adalah kebutuhan vital yang tidak bisa ditunda. Namun di sisi lain, anggaran resmi dari pemerintah daerah belum kunjung turun. Karena itu, warga terpaksa mengumpulkan dana seadanya dari hasil sumbangan untuk membeli papan dan material lainnya" tambahnya.

Bagi masyarakat Desa Lubuk Resam, jembatan ini bukan hanya sekadar sarana penyeberangan, melainkan urat nadi kehidupan mereka. Melalui jembatan tersebut, hasil pertanian dibawa keluar desa untuk dijual, anak-anak berangkat sekolah, warga pergi berobat ke puskesmas, hingga aktivitas sosial lainnya dilakukan.

Tanpa jembatan, desa ini akan terisolasi. Karena itu, mereka berharap penuh agar Pemerintah Kabupaten Seluma segera memberikan perhatian serius. Beberapa warga yang ditemui wartawan menyampaikan harapannya:

• Gupardi, seorang petani: “Kalau jembatan ini tidak segera dibangun dengan baik, kami khawatir suatu saat bisa putus. Kalau putus, bagaimana kami membawa hasil kebun? Apalagi kalau ada orang sakit, pasti akan susah sekali.”

• Murniati, ibu rumah tangga: “Kami sudah berusaha sekuat tenaga dengan gotong-royong, tapi tentu tidak bisa bertahan lama. Harapan kami, pemerintah segera turun tangan, karena ini jalan satu-satunya keluar masuk desa.”

• Rudi, pemuda desa: “Kami siap kerja bakti kapan saja, tapi tolong ada bantuan material yang lebih kuat. Kayu seadanya ini tidak akan lama bertahan.”

Sumber:

Berita Terkait