Ketika Desa di Seluma Bersuara, Sebuah Demo yang Tak Sekadar Jalan-Jalan ke Kantor Bupati

Ketika Desa di Seluma Bersuara, Sebuah Demo yang Tak Sekadar Jalan-Jalan ke Kantor Bupati

Bupati Seluma Temui Massa--

 

PEMATANG AUR – Aksi para Kepala Desa beserta jajaran Pemerintahan Desa se-Kabupaten Seluma pada Selasa (3/6) bukan sekadar pawai silaturahmi ke pusat kabupaten. Bagi anggota DPRD Seluma, Febrinanda Putra Pratama SH, gerakan tersebut adalah sebuah tamparan lembut—seruan yang datang dari akar rumput, karena suara-suara kecil sudah terlalu lama dipendam di balik meja rapat.

"Saya angkat topi setinggi-tingginya kepada teman-teman kepala desa, perangkat desa, dan BPD yang punya keberanian menyuarakan hal yang selama ini dibisikkan di warung kopi,” ujar Febrinanda, Rabu (4/6).

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati Seluma, Teddy Rahman SE MM, yang turun langsung menemui massa. Sebuah langkah yang, menurut Febrinanda, lebih langka dari sinyal internet di pelosok desa.

“Pak Bupati patut diapresiasi karena bersedia turun langsung. Tapi mari kita sepakati: janji yang dilontarkan di tengah kerumunan itu bukan catatan kecil di belakang kwitansi. Kalau Kamis yang dijanjikan berubah jadi Kamis-Kamis berikutnya, bukan hanya kepercayaan yang ambruk—cuaca politik juga bisa berubah ekstrem,” lanjutnya.

Menurutnya, gaya kepemimpinan sang Bupati mencerminkan kecepatan ala dunia usaha—di mana ‘deadline’ bukan sekadar garis waktu, tapi garis hidup.

“Mas Teddy ini sahabat saya. Latar belakangnya sebagai anak pengusaha membentuknya menjadi pribadi yang terbiasa dengan kerja cepat dan efisien. Dalam kamus beliau, 'santai' itu kata yang sudah tidak dicetak lagi. Maka dari itu, beliau butuh tim yang siap lari maraton, bukan yang masih sibuk cari sepatu,” sindir Febrinanda .

BACA JUGA:Enam Kampus BUMN Buka Pendaftaran Beasiswa 2025: Kuliah Gratis hingga Lulus

BACA JUGA: Layanan LRT Jabodebek Semakin Diminati, 2,29 Juta Pengguna Sepanjang Mei 2025

 

 

Tak berhenti sampai di situ, ia pun mengingatkan para kepala OPD di Kabupaten Seluma agar tidak sekadar hadir di absen pagi, tapi benar-benar ikut dalam orkestrasi pembangunan.

“Saya minta kepala OPD jangan cuma pasang wajah serius saat rapat, tapi juga serius dalam kerja. Kalau tidak mampu mengikuti irama kerja Bupati, lebih elegan untuk mundur selangkah daripada menjadi batu sandungan di tengah jalan tol pembangunan,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Febrinanda berharap agar Seluma tidak lagi diramaikan dengan 'festival' tahunan bernama demonstrasi. Ia menekankan pentingnya respons cepat dari pemerintah, sebelum keluhan berubah menjadi kerumunan.

“Kita tidak boleh membiarkan aksi di jalanan menjadi protokol wajib tahunan. Rakyat seharusnya didengar sebelum berteriak. Karena pemimpin yang baik, hadir bukan hanya saat lampu kamera menyala. Saya tidak berdiri untuk kamera, saya berdiri untuk perubahan. Dan perubahan itu tidak datang dari status media sosial, tapi dari keputusan-keputusan nyata. Saya akan terus bergerak. Demi Seluma yang bukan hanya bangkit, tapi melangkah jauh ke depan,” tutupnya. (ndo)

Sumber:

Berita Terkait