Jejak Sejarah Kerajaan Komering: Dari Hulu Sungai Hingga Pusat Kekuasaan di Sumatera Selatan
Radarseluma.disway.id - Jejak Sejarah Kerajaan Komering: Dari Hulu Sungai Hingga Pusat Kekuasaan di Sumatera Selatan--
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Sekayu / Musi: Dinamika Kekuasaan di Bumi Uluan
Masa Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan
Kemunduran Kerajaan Komering terjadi pada abad ke-18 hingga 19 Masehi. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain:
• Ekspansi Kesultanan Palembang Darussalam yang menuntut wilayah Komering menjadi daerah bawahan.
• Masuknya Belanda pada abad ke-18 yang memperlemah kekuasaan lokal.
• Perpecahan internal antar-marga dan perebutan kekuasaan di kalangan bangsawan.
Pada awal abad ke-19, Belanda melalui sistem residen Palembang secara resmi menghapus kedaulatan Kerajaan Komering. Kekuasaan raja digantikan oleh pejabat kolonial, sementara peran bangsawan hanya tersisa dalam urusan adat dan budaya.
Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Kerajaan Komering adalah salah satu kerajaan penting di pedalaman Sumatera Selatan yang menjadi identitas masyarakat di sepanjang Sungai Komering. Berdiri sejak abad ke-14, kerajaan ini mengalami kejayaan berkat pertanian, perdagangan, dan adat istiadat yang kuat.
Raja-raja yang memimpin, mulai dari Ratu Ngegalang Paksi hingga Raden Patah Gading, meninggalkan warisan berupa sistem hukum adat dan struktur marga yang hingga kini masih hidup dalam kehidupan masyarakat Komering.
Meski runtuh akibat ekspansi kolonial Belanda dan dominasi Kesultanan Palembang, jejak kejayaan Kerajaan Komering tetap terpatri dalam adat, bahasa, dan tradisi masyarakat.
Sejarah Kerajaan Komering memberikan pelajaran berharga bahwa kekuatan sebuah peradaban tidak hanya diukur dari luas wilayah atau besarnya tentara, tetapi juga dari kemampuan mempertahankan adat dan identitas budaya.
Hari ini, meski kerajaan itu telah lama runtuh, masyarakat Komering tetap melestarikan warisan nenek moyangnya melalui adat, bahasa, dan tradisi. Dengan demikian, kisah Kerajaan Komering bukanlah sekadar catatan masa lalu, tetapi juga fondasi untuk menatap masa depan dengan penuh kebanggaan sebagai bagian dari sejarah Sumatera Selatan. (djl)
Sumber: