Menyemai Hijrah dengan Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Menyemai Hijrah dengan Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Radarseluma.disway.id - Menyemai Hijrah dengan Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya--

"Hijrah Bukan Sekadar Perpindahan, Tapi Tentang Cinta"

Reporter: Juli Irawan  

Radarseluma.disway.id - Hijrah dalam Islam bukan semata-mata berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari buruk ke baik, atau dari maksiat ke taat. Lebih dari itu, hijrah adalah pergerakan hati yang didorong oleh cinta yang murni cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Tanpa cinta, hijrah hanya menjadi rutinitas lahiriah tanpa ruh. Oleh sebab itu, penting bagi setiap Muslim untuk menyemai semangat hijrah dengan benih cinta yang benar dan tulus.

Dalam dunia yang terus berubah ini, cinta kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kompas agar tidak tersesat dalam arus modernitas yang melalaikan. Hijrah yang dilandasi cinta akan membuahkan istiqamah, ketulusan, dan keikhlasan dalam setiap langkah menuju ridha Ilahi.

Landasan Hijrah: Cinta yang Menuntun Jalan

Dalam Al-Qur'an, Allah telah menegaskan bahwa cinta kepada-Nya dan kepada Rasul adalah fondasi keimanan dan parameter utama keikhlasan dalam beramal:

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya:
“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”
(QS. At-Taubah: 24)

Ayat ini menjadi pengingat tegas bagi setiap Muslim, bahwa cinta kepada Allah dan Rasul harus lebih utama daripada segala hal yang bersifat duniawi. Jika hijrah kita tidak dilandasi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka amal itu kehilangan arah dan makna.

BACA JUGA:Hijrah Menuju Kesabaran dan Keikhlasan: Meniti Jalan Allah dengan Hati yang Tegar dan Ikhlas

Cinta dalam Hadits: Tanda Keimanan Sejati

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Artinya:
“Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa cinta kepada Rasulullah bukan hanya bentuk penghormatan, tapi bagian tak terpisahkan dari kesempurnaan iman. Hijrah yang sejati adalah berpaling dari hal-hal yang menjauhkan kita dari sunnah Nabi menuju kehidupan yang mengikuti jejak beliau.

Sumber:

Berita Terkait