Cara Abu Nawas Menghindari Bayaran Utang

Cara Abu Nawas Menghindari Bayaran Utang

Radarseluma.disway.id - Cara Abu Nawas menghindari bayaran hutangnya --

"Kecerdikan Abu Nawas dalam Menyelesaikan Masalah"

Radarseluma.disway.id - Abu Nawas adalah sosok yang dikenal karena kecerdikannya dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Ia sering kali menggunakan kecerdasannya untuk mengatasi masalah, bahkan dalam kondisi yang tampaknya mustahil untuk diselesaikan. Salah satu kisah menarik tentangnya adalah bagaimana ia menghindari pembayaran utang dengan cara yang unik dan mengesankan. Kisah ini bukan hanya menghibur tetapi juga mengandung pelajaran moral yang dalam.

Kisah Abu Nawas dan Utang yang Menjeratnya

Pada suatu hari, Abu Nawas mengalami kesulitan keuangan yang cukup berat. Ia terpaksa berhutang kepada seorang saudagar kaya yang terkenal pelit dan tidak memiliki belas kasihan. Saudagar itu meminjamkan sejumlah uang kepada Abu Nawas dengan syarat bahwa ia harus mengembalikannya dalam waktu yang telah disepakati. Jika tidak, maka Abu Nawas harus siap menerima konsekuensi berat, termasuk ancaman hukuman dari penguasa.

Hari demi hari berlalu, dan waktu pembayaran utang pun tiba. Sayangnya, Abu Nawas belum juga memiliki uang untuk melunasi utangnya. Ia mulai memutar otak, mencari cara agar bisa terhindar dari kewajiban membayar utang tanpa harus melanggar hukum atau kehilangan kehormatannya.

BACA JUGA:Abu Nawas dan Perdebatan dengan Ulama

Strategi Cerdik Abu Nawas

Suatu pagi, saudagar kaya itu datang ke rumah Abu Nawas dengan wajah penuh amarah.

"Abu Nawas! Hari ini adalah batas akhir pembayaran utangmu! Jika kau tidak membayar, aku akan melaporkanmu kepada Baginda Sultan!" bentak saudagar itu.

Abu Nawas dengan tenang menjawab, "Wahai tuan saudagar, aku tidak mengingkari janjiku. Aku pasti akan membayar utangku. Tetapi sebelum itu, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu."

Saudagar itu mengernyitkan dahi, tetapi ia tetap menjawab, "Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Tolong jawab dengan jujur, wahai tuan saudagar," kata Abu Nawas sambil tersenyum, "Jika seseorang berhutang, siapakah yang harus berusaha untuk membayarnya? Orang yang berhutang atau orang yang memberi hutang?"

Saudagar itu dengan cepat menjawab, "Tentu saja orang yang berhutang! Itu adalah kewajibannya!"

Abu Nawas mengangguk. "Benar sekali. Lalu, jika orang yang berhutang tidak memiliki uang untuk membayar, bukankah itu berarti ia tidak bisa berusaha sendiri untuk melunasi utangnya?"

Saudagar itu mulai terlihat bingung, tetapi ia tetap menjawab, "Ya... mungkin saja begitu."

Abu Nawas tersenyum lebih lebar. "Nah, jika orang yang berhutang tidak bisa membayar, siapa yang harus berusaha agar utang itu bisa lunas?"

Saudagar itu terdiam sejenak, berpikir keras. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Abu Nawas melanjutkan, "Bukankah orang yang memberi utang seharusnya membantu orang yang berhutang agar ia bisa membayar? Dengan kata lain, jika engkau ingin aku membayar, seharusnya engkau yang membantuku mendapatkan uang agar aku bisa melunasi utangku!"

Saudagar itu terperanjat mendengar logika Abu Nawas. Ia tidak bisa membantah tetapi juga tidak mau membantu Abu Nawas mendapatkan uang. Dengan wajah merah padam karena malu, ia akhirnya pergi dengan tangan hampa dan tidak pernah lagi menagih utang tersebut.

BACA JUGA:Abu Nawas Menyamar sebagai Dokter

Kisah ini mengajarkan beberapa pelajaran moral yang berharga:

1. Kecerdikan Dapat Mengatasi Kesulitan

Abu Nawas menunjukkan bahwa kecerdikan dan kepandaian berbicara dapat membantu seseorang keluar dari situasi sulit. Namun, kecerdikan itu harus digunakan dengan bijak, bukan untuk merugikan orang lain.

2. Ketidakseimbangan dalam Utang-Piutang

Dalam kehidupan nyata, sering kali pemberi utang tidak peduli dengan kondisi peminjam. Padahal, membantu orang yang berutang untuk bangkit juga merupakan tindakan yang lebih baik daripada sekadar menagih dengan keras.

3.Berpikir Kritis dalam Menghadapi Masalah

Dalam menghadapi masalah, jangan selalu melihatnya dari satu sisi saja. Terkadang, dengan berpikir di luar kebiasaan, kita bisa menemukan solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya.

BACA JUGA:Kisah Abu Nawas dan Misteri 100 Dirham

4. Hindari Sifat Serakah dan Kikir

Sikap saudagar dalam cerita ini mencerminkan sifat orang yang hanya peduli pada keuntungan sendiri tanpa memikirkan keadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya tidak membawa manfaat baginya dan justru mempermalukannya.

Kisah Abu Nawas ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang kecerdikan, keadilan, dan pentingnya berpikir kritis dalam menghadapi situasi sulit. Dengan menggunakan akalnya, Abu Nawas berhasil keluar dari masalah tanpa melanggar hukum atau kehilangan kehormatannya. Ini menunjukkan bahwa dalam hidup, kecerdikan sering kali lebih berharga daripada kekayaan semata.(djl)

Sumber: