Abu Nawas dan Perdebatan dengan Ulama

Abu Nawas dan Perdebatan dengan Ulama

Radarseluma.disway.id - Abu Nawas dan Perdebatan dengan Ulama--

Radarseluma.disway.id - Dalam kesempatan ini kami akan mengangkat cerita rakyat yang tentunya tidak asing lagi di masyarakat yaitu kisah kecerdikan Abu Nawas dalam menghadapi setiap tantangan Sultan Harun Al-Rasyid yang tak pernah menyerah untuk membuat Abu Nawas kalah dalam perdebatan ataupun adu kecerdikan kali ini Sultan Harun Al-Rasyid menantang Abu Nawas untuk berdebat dengan seorang ulama.

Bagaimana kisah akankah Abu Nawas lolos dari perdebatan tersebut ayoo kita simak selengkapnya: 

Pada suatu hari, Sultan Harun Al-Rasyid mendengar kabar bahwa seorang ulama besar yang sangat cerdas datang ke Baghdad. Ulama ini terkenal sebagai seorang yang fasih berbicara dan memiliki ilmu yang luas. Sultan pun berkeinginan menguji kepandaian ulama tersebut dengan mempertemukannya dengan Abu Nawas, orang paling cerdik di Kerajaannya.

Abu Nawas, aku ingin melihat apakah kau bisa menandingi kecerdasan ulama ini dalam perdebatan,” ujar Sultan dengan senyum penuh tantangan.

Abu Nawas, yang selalu siap menghadapi situasi apa pun, mengangguk sambil tersenyum. “Baik, Baginda. Tapi izinkan saya memilih topik perdebatan.”

Sultan mengizinkannya. Ulama itu pun menyetujui dengan penuh percaya diri.

Perdebatan yang Menguji Akal

Setelah semua hadirin berkumpul, Abu Nawas membuka perdebatan dengan pertanyaan yang tampaknya sederhana, tetapi sebenarnya penuh jebakan.

"Wahai Ulama yang terhormat, menurutmu, manakah yang lebih dahulu ada: ayam atau telur?"

Ulama itu mengelus janggutnya dan menjawab dengan yakin, "Ayam, karena Allah menciptakan hewan terlebih dahulu sebelum mereka berkembang biak."

Abu Nawas tersenyum tipis, lalu bertanya lagi, "Tapi telur juga bisa menjadi awal, karena tanpa telur, ayam tidak bisa lahir. Jika ayam lebih dulu, dari mana asal ayam pertama jika bukan dari telur?"

Ulama itu terdiam sejenak. Hadirin mulai berbisik-bisik. Sultan Harun Al-Rasyid memperhatikan dengan penuh minat.

Setelah berpikir cukup lama, ulama itu mencoba mengalihkan perdebatan. "Baiklah, aku akui pertanyaan itu sulit. Tapi coba kau jawab pertanyaanku. Langit lebih besar dari bumi, bukan?"

Abu Nawas mengangguk. "Tentu saja."

"Kalau begitu," lanjut ulama, "mengapa langit bisa masuk ke dalam matamu saat kau menatapnya?"

Orang-orang yang mendengar itu terkesiap. Mereka berpikir bahwa ulama telah menjebak Abu Nawas. Namun, dengan santai Abu Nawas menjawab, "Sama seperti ilmu yang luas, tetapi bisa masuk ke dalam kepala orang yang berpikir."

Jawaban itu membuat hadirin terkejut. Sultan pun tertawa terbahak-bahak, "Jawaban yang sangat cerdas, Abu Nawas! Wahai ulama, apakah kau punya pertanyaan lain?"

Ulama itu menghela napas panjang, lalu menggeleng. "Aku mengaku kalah. Abu Nawas memang memiliki kecerdikan yang luar biasa!"

Dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah sebagai berikut:

  1. Kecerdasan Tidak Selalu diukur dari Ilmu Saja

    • Ulama memiliki banyak ilmu, tetapi Abu Nawas menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan akal juga penting dalam memahami dunia.
  2. Tidak Semua Hal Memiliki Jawaban Mutlak

    • Dalam hidup, ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan kepastian. Terkadang, memahami bahwa tidak semua hal harus memiliki jawaban adalah kebijaksanaan itu sendiri.
  3. Ketajaman Berpikir dalam Perdebatan

    • Abu Nawas tidak hanya mengandalkan fakta, tetapi juga kecerdikan dan cara berpikir kreatif untuk memenangkan perdebatan.
  4. Kerendahan Hati dalam Ilmu

    • Ulama yang bijak tahu kapan harus mengakui bahwa ada hal-hal yang tidak selalu bisa dijawab dengan logika yang biasa.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kecerdasan sejati bukan hanya tentang banyaknya ilmu yang kita miliki, tetapi juga bagaimana kita menggunakannya dengan bijak. (djl)

Sumber: