Memberhentikan Sekolah ''Berbisnis", Kembali ke Jalur Pendidikan

 Memberhentikan Sekolah ''Berbisnis

Jeffri Ginting, GM Radar Seluma--

 

Radarseluma.Disway.id - 2 provinsi, yakni Jawa Barat dan Bengkulu, membuat gebrakan di dunia pendidikan. 2 Gubernurnya,Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan  Gubernur Bengkulu, H. Helmi Hasan memberhentikan atau menghentikan  sekolah yang selama ini mulai berbisnis. Membisniskan murid dengan study tour, wisuda, baju seragam, penjualan buku dan LKS. Serta memberdayakan Komite, untuk melancarkan bisnis.

Semua ini, dihentikan secara cepat oleh Gubernur Jawa Barat dan Gubernur Bengkulu,  diikuti oleh jajaran di bawahnya.

 

BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Minta Inspektorat Audit Dana BOS dan Komite, Dana Komite Beratkan Wali Murid

BACA JUGA:10 Pemain Manchester United, Kalahkan Ipswich, 3-2

Selama ini,sekolah sudah nyaman berbisnis dengan para siswanya. Sehingga hampir abai, dengan tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa.

Contoh paling sering ditemui adalah bisnis buku pelajaran. Para penerbit akan berlomba-lomba ke sekolah, lalu menemui kepala sekolah. Menawarkan buku terbitan mereka. Dengan discount atau biaya balik kepada sekolah.

Bahkan ada penerbit yang memberangkatkan kepala sekolahnya ke luar negeri seperti ke Thailand, Malaysia maupun Singapura.

Praktek ini sudah lama terjadi. Sehingga gerakan Gubernur Jawa Barat, dengan meminta sekolah berhenti berbisnis, membuat kelegaan terhadap orang tua murid.

Tidak tu saja, proses wisuda di tingkat jenjang sekolah. Biasanya wisuda itu di jenjang S1. Namun kini marak wisuda dilakukan di sekolah sekolah. Mulai dari PAUD sampai ke SLTA.

Untuk wisuda ini sudah lengkap semua disediakan sekolah, mulai dari dekorasi, foto dan shooting dan sewa baju wisuda. Ini juga bisnis yang cukup menguntungkan bagi oknum. Bayangkan biaya yang diminta terkadang mulai dari 300 ribu sampai 800 ribu rupiah.

   Nyamannya bisnis sekolah ini, membuat hampir banyak sekolah yang menerapkan.

 

Sumber: jeffri ginting se wartawan bengkulu