Apakah Tafsir Surat Al-Adiyat Ini Penjelasannya Part Dua

Apakah Tafsir Surat Al-Adiyat Ini Penjelasannya Part Dua

Radar Seluma. Disway.id - Tafsir Surat Al-Adiyat part Dua --

Radar Seluma. Disway.id - Surat Al Adiyat adalah Surat ke-100 dalam Al-Qur'an Quran.
Surat Al-Adiyat ini terdiri dari 11 ayat. Termasuk Surat Makkiyah, dinamakan Surat Al-Adiyat yang berarti Kuda yang berlari kencang, nama Surat Al-Adiyat diambil dari ayat pertama yang mana Allah SWT bersumpah dengannya.
 
Berikut bunyi Surat Al-Adiyat yang terdiri dari 11 ayat Allah SWT berfirman Al-Qur'an yang berbunyi: 
 
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا  فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا   فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا   فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا   فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا   إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ  وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ   وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ  أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ  وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ   إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ
Artinya: 
"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka" (QS Al-Adiyat 1-11)
 
 
Dalam kesempatan ini Radarseluma.disway.id akan mengupas tentang tafsir Surat Al-Adiyat seperti apa penjelasannya berikut kita bahas bersama.
Tafsir Surat Al-Adiyat ini kita merujuk dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut, juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.
 
Sebenarnya sudah di bahas beberapa tafsir Surat Al-Adiyat yaitu dari ayat 1 hingga ayat ketiga berikut kembali dilanjutkan ke ayat 4 berikut penjelasannya 
 
Tafsir Ayat 4 berbunyi:
فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا
Artinya: 
“Maka ia menerbangkan debu.”(QS Al-Adiyat 4)
 
Ibnu Katsir menjelaskan, maknanya adalah tempat yang Kuda-kuda dan Unta-unta itu berada, baik dalam ibadah haji maupun dalam jihad, debu-debu beterbangan karenanya.
 
Tafsir Ayat 5 yang berbunyi:
فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا
Artinya:
“Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.”(QS Al-Adiyat 5)
 
 
Kata Jam’an (جمعا) digunakan dalam Al-Quran untuk menunjuk kelompok besar dan selalu menduga akan mampu meraih kemenangan, artinya adalah kumpulan musuh.
 
Sebagian Mufassir menjelaskan bahwa lima ayat yang dimulai dengan sumpah Allah SWT ini menggambarkan cepatnya kedatangan Kiamat. 
Laksana serangan mendadak pasukan berkuda di pagi hari pada zaman dulu.
 
Syaikh Adil Muhammad Khalil menjelaskan, sumpah Allah SWT dengan Kuda perang dalam lima ayat ini untuk menunjukkan bahwa Kuda melakukan itu semua meskipun dengan terengah-engah demi memenuhi kehendak tuannya. 
Lalu mengapa Manusia justru ingkar kepada Allah SWT dan tidak melakukan apa yang diperintahkan demi mendapat ridha-Nya?
 
Tafsir Ayat 6 yang berbunyi:
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ
Artinya: 
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya.”(QS Al-Adiyat 6)
 
Kata Kanuud (كنود) merupakan bentuk superlatif dari kata Kanada (كند) yang artinya tandus. 
Bentuk superlatif ini menggambarkan betapa besar kekufuran dan keingkaran manusia sehingga tidak mau memberikan bantuan sekecil apa pun.
 
Ibnu Katsir menafsirkan, sesungguhnya Manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya.
 
Tafsir Ayat 7 yang berbunyi: 
وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٌ
Artinya: 
“Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya.”(QS Al-Adiyat 7)
 
Kata Syahiid (شهيد) berasal dari Syahida (شهد) yang artinya menyaksikan. 
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, sesungguhnya Manusia itu benar-benar menyaksikan sendiri (mengakui) keingkaran dirinya melalui sepak terjangnya, terlihat jelas dari ucapan dan perbuatannya.
 
Kali ini di Part Dua kita hanya membahas Tafsir Surat Al-Adiyat dari ayat 4 hingga 7 dan sisa akan kita tuntaskan di Part tiga (djl) Bersambung 
 
 
 

Sumber: