Inilah Tafsir Surat Al Fiil Ayat 1 Sampai 5 Berikut Penjelasannya
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Selasa 04-02-2025,14:30 WIB
Radar Seluma. Disway.id - Tafsir Surat Al-Fiil --
Radar Seluma. Disway.id -Surat Al- Fiil diturunkan sebagai pembuktian kebenaran ayat terakhir yang menyangkut kebinasaan para pendurhaka, Surat Al - Fiil memiliki arti Gajah. Surat Al - Fiil menjelaskan uraian tentang kegagalan upaya ekspansi yang dilakukan oleh Abrahah Al Asyram Al Habsyah dengan pasukan ber Gajah.
Raja Abrahah mengerahkan pasukan Gajah yang dikirimkan dari arah Yaman menuju Mekah untuk menjalankan misi menghancurkan Ka’bah.
Surat Al Fiil diturunkan sebagai pembuktian kebenaran ayat terakhir yang menyangkut kebinasaan para pendurhaka. Surat Al Fiil adalah surat yang diturunkan ke-19. Surat yang terdiri dari lima ayat ini turun sesudah surat Al Quraisy.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Fiil Ayat 1-5 yang mana berbunyi:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS Al- Fiil 1-5)
Kali ini kita akan mengupas tafsir ayat demi ayat Surat Al-Fiil yang terdiri dari 5 ayat yang bermakna Gajah berikut penjelasan nya:
Surat Al Fil ayat 1
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
Artinya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara ber Gajah? (QS Al-Fiil 1)
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, ayat ini adalah bentuk istifhaam (kalimat tanya) yang bertujuan untuk taqrir (penetapan) dan ta’jib (heran).
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, apakah engkau tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara ber Gajah, namun ayat ini juga ditujukan kepada setiap orang termasuk orang-orang Quraisy karena mereka selamat dari pasukan Abrahah karena pertolongan Allah ini.
Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-gajah lainnya.
Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak berarti.
Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.
Kata fa’ala (فعل) biasa diartikan melakukan atau berbuat. Bila pelakunya manusia, kesannya adalah perbuatan negatif. Jika pelakunya adalah Allah, ia mengandung ancaman dan siksaan.
Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah. Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.
Surat Al Fil ayat 2
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
Artinya:
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? (QS Al-Fiil 2)
Kata kaid (كيد) artinya adalah tipu daya. Yakni upaya tersembunyi untuk mencapai sesuatu. Upaya itu biasanya bersifat negatif. Dan sungguh negatif upaya Abrahah. Ia ingin manusia berpaling dari ka’bah dan beralih ke gereja di Yaman.
Sebagian mufassir menjelaskan, masih ada lagi motif tersembunyi Abrahah yakni menguasai jalur Makkah dan sekitarnya serta kebenciannya pada masyarakat Arab.
Abrahah terus melaju menuju Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas, tak jauh dari Makkah. Di sana prajuritnya melakukan perusakan dan penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta milik Abdul Muthalib.
Di waktu istirahat itu Abrahah mengirim utusan ke Makkah agar pemimpinnya menghadap Abrahah. Abdul Muthalib pun berangkat menemui Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan menghasilkan keputusan bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya tidak seimbang.
Abrahah menyambut hormat Abdul Muthalib, pemimpin Makkah yang tampan dan berwibawa:
“Aku datang untuk menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Jika ingin selamat, jangan halangi pasukanku,” kata Abrahah setengah mengancam.
“Aku dan kaumku tidak akan melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau mengembalikan 200 ekor unta milikku.”
Abrahah heran mendengar ucapan Abdul Muthalib:
“Aku ingin menghancurkan Ka’bah, dan kau hanya ingin aku mengembalikan untamu?”
“Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan melindunginya.”
Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.
Kata tadllil (تضليل) artinya adalah binasa atau terkubur. Pada akhirnya, tipu daya Abrahah terkubur dan binasa. Sia-sia.
Surat Al Fil ayat 3
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Artinya:
dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, (QS Al-Fiil 3)
Kata thairan (طيرا) berasal dari kata thaara (طار) yang artinya terbang. Semua yang terbang bisa disebut thairan. Secara umum, thairan adalah burung.
Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya sangat banyak
Surat Al Fil ayat 4
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ
Artinya:
"Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar" (QS Al-Fiil 4)
Kata tarmiihim (ترميهم) artinya adalah melempari mereka. Sedangkan kata sijjil (سجيل) dalam ayat ini diartikan batu yang terbakar sehingga sangat panas.
Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya. Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang langgang.
Surat Al Fil ayat 5
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Artinya:
"lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat) (QS Al-Fiil 5)
Kata ashf (عصف) artinya adalah daun. Sedangkan kata ma’kul (مأكول) berasal dari kata akala (أكل) yang berarti makan. Sehingga ma’kul berarti yang dimakan.
Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.
Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.
Demikianlah penjelasan tafsir Surat Al-Fiil semoga bermanfaat dan menjadikan kita lebih meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan kita yakin bahwa sesungguhnya Allah lah yang maha kuasa dan maha segalanya dan tidak ada yang mustahil jika Allah SWT sudah berkehendak (djl)
Sumber: