Setiap Surat Mengandung Tafsir Berikut Penjelasan Tafsir Surat Quraisy
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Selasa 04-02-2025,13:17 WIB
Radar Seluma. Disway.id - Tafsir Surat Quraisy --
Radar Seluma. Disway.id -Surat Quraisy merupakan Surat ke-106 dalam Al-Qur'an yang letak setelah Surat Al-Fil dan sebelum Surat Al-Ma'un, nama Surat Quraisy terambil dari ayat pertama dari Surat ini. Quraisy ialah suku terkuat dan paling berpengaruh di Mekah pada zaman itu kala.
Surat Quraisy terdiri dari empat ayat dan tergolong Surat Makiyah dan hanya beberapa ulama yang menyebutnya Madaniyah.
Surat Quraisy menjadi surat ke-29 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Ia turun setelah Surat At-Tin dan sebelum Surat Al-Qari'ah.
Berikut bunyi Surat Quraisy yang terdiri dari 1-4 ayat mana berbunyi:
لِاِيلَافِ قُرَيْشٍ . إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ . فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ . الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Artinya:
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS Quraisy 1-4)
Berikut ini kita akan mengupas tafsir Surat Quraisy yang terdiri dari 4 ayat ini penjelasannya
Ayat Pertama:
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Artinya:
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy" (QS Quraisy 1)
Dikatakan Ibnu Jarir, huruf lam (ل) di awal ayat ini menunjukkan makna ta’ajjub. Seakan-akan disebutkan, kagum lah kamu terhadap kebiasaan orang-orang Quraisy dan nikmat-Ku yang telah Kau limpahkan kepada mereka.
Ibnu Katsir menjelaskan, iilaaf (إيلاف) artinya adalah kebiasaan atau tradisi.
Nama Suku Quraisy terambil dari nama tokohnya, Quraisy. Quraisy adalah gelar dari An Nadhr bin Kinanah, yang merupakan kakek Rasulullah yang ketiga belas. Rasulullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah.
Ada juga yang mengatakan bahwa Quraisy adalah Fihr. Manapun yang benar, hampir semua penduduk asli Makkah adalah keturunan Quraisy.
Kata Quraisy (قريش) berasal dari kata At Taqarrusy (التقرش) yang artinya keterhimpunan. Anggota suku ini tadinya terpencar-pencar lalu menyatu dalam himpunan yang sangat kokoh sehingga disebut Quraisy.
Ada pula pendapat bahwa Quraiys berasal dari kata Qarasya (قرش) yang artinya berusaha atau mencari. Suku ini dinamakan Quraisy karena terkenal sebagai pengusaha yang ulet dan selalu mencari orang-orang yang butuh untuk dibantu.
Ada lagi yang berpendapat bahwa Quraisy berasal dari kata Qirsy (قرش) yang artinya adalah ikan hiu. Ikan ini sangat kuat, melebihi ikan-ikan lain, bahkan bisa menjungkirbalikkan perahu. Nama Quraisy untuk menggambarkan kuatnya suku ini laksana ikan hiu
Ayat Kedua:
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
Artinya:
"(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas" (QS Quraisy 2)
Kata rihlah (رحلة) berasal dari kata rahala (رحل) yang artinya pergi ke tempat yang relatif jauh. Rihlah pada ayat ini adalah perjalanan dagang orang-orang Quraisy yang dilakukan dua kali setahun yakni pada musim dingin dan musim panas. Pelopor perjalanan ini adalah kakek Rasulullah, Hasyim bin Abdi Manaf.
Sebelumnya, di Makkah ada istilah al I’tifar (الأعتفار). Yakni apabila penduduk Makkah mengalami kesulitan pangan, pemimpin keluarga membawa mereka ke satu tempat. Lalu membangun tenda di sana untuk tinggal hingga mati kelaparan.
Suatu hari keluarga Bani Makhzum ada yang mau melakukan al i’tifar lalu didengar oleh Hasyim, kakek Rasulullah. Maka beliau menyampaikan kepada suku Quraisy dan meminta mereka saling membantu. Dari situ mereka bersepakat untuk melakukan perjalanan dagang yang keuntungannya dibagi rata. Apa yang diperoleh si kaya, diperoleh pula dalam kadar yang sama oleh si miskin. Agaknya kebiasaan inilah yang Allah puji dalam surat ini
Ayat Ketiga:
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ
Artinya:
"Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah)" (QS Quraisy 3)
Yakni hendaklah mereka mengesakan-Nya dalam menyembah-Nya. Dialah yang telah menjadikan bagi mereka kota yang suci lagi aman serta Ka’bah yang disucikan. Perihalnya sama dengan firman Allah Ta’ala:
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya:
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS. An Naml: 91)
Ayat Keempat:
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
Artinya:
"Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan" (QS Quraisy 4)
Dialah yang memberi mereka makan agar tidak lapar dan Dialah yang telah memberikan keamanan dan banyak kemurahan kepada mereka. Maka hendaklah mereka beribadah kepada Allah dengan mengesakan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Dua kenikmatan dalam ayat terakhir ini, keejahteraan ekonomi dan stabilitas keamanan, merupakan dua hal sangat penting bagi kebahagiaan masyarakat. Dan nikmat-nikmat Allah atas Quraiys ini mereka peroleh karena Allah menempatkan ‘rumah’-Nya di sana. Sehingga disebutkan di ayat 3, rabba haadzal bait. Seandainya Allah tidak menempatkan rumah-Nya di sana, niscaya mereka tidak akan memperoleh keistimewaan dan kemudahan tersebut
Itulah penjelasan tafsir-tafsir Surat Quraisy yang terdiri dari 4 ayat yang di turunkan di Mekkah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW untuk memberikan peringatan terhadap kaum Quraisy. (djl)
Sumber: