Irigasi Pesawahan Sarimulyo Seluma Buruk, Sawah Terancam Kekeringan dan Banjir
Petani mulai garap sawah--
BACA JUGA:Sempat Naik, Cadangan Devisa Indonesia Turun di November 2024
"Upaya kami semisalnya musim kemarau yaitu dengan menggunakan sumur bor yang tersedia. Namun itu pun belum maksimal karena kapasitasnya terbatas" terangnya.
Sebagai alternatif, para petani terpaksa harus menggunakan pompa untuk mengambil air dari Sungai Sindur yang lokasinya cukup jauh dari persawahan. Hal ini menambah beban mereka, baik dari segi waktu maupun biaya.
"Kami sering membawa genset untuk mengoperasikan pompa air. Tapi, mesin pompa sering juga rusak. Kami benar-benar butuh solusi irigasi permanen," keluhnya.
Dengan kondisi irigasi seperti ini, para petani harus mengeluarkan biaya hingga Rp 8 juta untuk mengelola satu hektar sawah per musim tanam. Namun, hasil panen tidak selalu memadai. Bahkan para petani kerap mengalami kegagalan panen dengan kondisi irigasi yang tidak maksimal.
Pada saat musim kemarau yang lalu. Para petani mengalami gagal panen. Bahkan gagal panen yang dialaminya hingga dua kali. Lantaran kondisi irigasi yang tak tak kunjung mendapatkan perhatian dari Pemerintah kabupaten (Pemkab) Seluma.
"Saat musim kemarau tahun lalu, kami dua kali gagal panen mas. Padahal biaya sudah jutaan yang kami keluarkan untuk mengelola persawahan ini," tambahnya.
BACA JUGA: Coba Dicek Rekening Guru, Kata BKD Rp12 Miliar Dana TPG TW III Sudah Cair
Sumber: