September 2024, Surplus Neraca Perdagangan Meningkat
Indonesia surplus perdagangan September 2024--
JAKARTA, Radarseluma.Disway.id, - September 2024 lalu, ekspor Indonesia meningkat di tengah pelemahan perekonomian global.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor Indonesia pada September 2024 sebesar USD22,08 miliar atau naik sebesar 6,44% (yoy). Peningkatan ekspor September 2024 terutama dipengaruhi oleh naiknya ekspor non migas sebesar 8,13% (yoy) menjadi sebesar USD20,91 miliar.
BACA JUGA: Petualangan Mencekam! Inilah Game Horor RPG yang Sudah Rilis Awal OKtober Hingaa Saat Ini!
BACA JUGA: Mobil Diduga Bermuatan Bahan Bakar di Depan BLK BS, Terbakar
Di sisi lain, ekspor migas mengalami kontraksi sebesar -16,74% (yoy) menjadi USD1,17 miliar, dipengaruhi oleh ekspor minyak mentah yang terkoreksi sebesar -3,61% (yoy) menjadi USD197,8 juta.
Total impor meningkat pada September 2024.
Total nilai impor Indonesia pada September 2024 mencapai USD18,82 miliar, meningkat sebesar 8,55% (yoy) atau -8,91% (mom). Kinerja impor migas menurun secara tahunan sebesar -24,04% (yoy), namun impor non migas meningkat sebesar 16,29% (yoy). Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2024 total impor mencapai sebesar USD170,87 miliar, tumbuh sebesar 8,55% (yoy).
Neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus.
Surplus neraca perdagangan September 2024 tercatat sebesar USD3,26 miliar, setelah mengalami surplus selama 52 bulan terakhir. Surplus ini bahkan yang tertinggi sejak April 2024 yang sebesar USD2,72 miliar. Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia di sepanjang tahun 2024 (Januari-September) masih mengalami surplus sebesar USD21,98 miliar, lebih rendah daripada surplus pada periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai USD27,72 miliar.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan neraca transaksi berjalan mengalami defisit sebesar 0,9% terhadap PDB pada 2024.
Ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, dapat mengganggu perdagangan internasional dan pasokan energi. Namun, prospek penurunan suku bunga acuan di negara-negara maju, serta stimulus dari pemerintah Tiongkok, diperkirakan akan mendukung pemulihan ekonomi global, sehingga meningkatkan permintaan ekspor Indonesia. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat dan mencapai 5,06% pada tahun 2024.
Sumber: