Kisah Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Tertua Ke Tiga Nusantara Part Dua
Reporter:
juliirawan|
Editor:
juliirawan|
Rabu 09-10-2024,10:00 WIB
Radar Seluma. Disway.id Kisah Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya --
Radar Seluma. Disway.id - Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan yang berdiri di wilayah Sumatra hingga mencapai puncak kejayaannya namun seiring berjalan waktu Kerajaan Sriwijaya ikut runtuh dan hancur gimana kisah nya ayoo kita ikuti.
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak kepemimpinan Raja Rajendra Coladewa dari Kerajaan Cola (India Selatan) pada abad ke- 11.
Pada tahun 1025, Kerajaan Cola berhasil menawan dan menaklukan Kerajaan Sriwijaya di kepemimpinan Raja Sanggrama Wijayatunggawarman.
Kerajaan Cola lalu mengambil alih kendali perdagangan di Selat Malaka. Serangan tersebut mengakibatkan kehancuran jalur perdagangan yang menjadi penghasilan utama Kerajaan Sriwijaya. Sehingga membuat Ibu Kota Sriwijaya pindah ke Jambi. Lambat laun, suara Kerajaan Sriwijaya mulai meredup.
Kerajaan Sriwijaya semakin tenggelam ketika Kerajaan Singasari melangsungkan Ekspedisi Pamalayu pada 1275.
Ekspedisi ini merupakan misi dari Raja Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya.
Sehingga akhirnya, pada tahun 1377, Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh karena persaingan dari Kerajaan Majapahit yang berhasil menaklukan bagian-bagian wilayah Sriwijaya.
Sepanjang berjalanan nya Kerajaan Sriwijaya memiliki Raja secara berganti seiring waktu adapun Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya adalah:
Pertama: Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa berkuasa dari masa 683 hingga 702 Masehi Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa merupakan pendiri Kerajaan Sriwijaya.
Kedua Raja Indrawarman Memimpin dan menjadi Raja Sriwijaya pada masa 702 hingga 728 Masehi merupakan Raja kedua menggantikan Sang ayah Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Ketiga: Raja Rudra Wikrama berkuasa dari masa 728 hingga 742 Masehi berkuasa selama 26 tahun.
Keempat: Raja Sanggramadhananjaya yang berkuasa menjadi Raja menggantikan Raja ketiga Sriwijaya Rudra Wikrama dan berkuasa dari masa 775 hingga 778 Masehi hanya berkuasa selama 4 tahun lalu digantikan oleh Dharanindra atau Rakai Panangkaran
Kelima: Raja Dharanindra/Rakai Panangkaran berkuasa dari masa 778 hingga 782 Masehi juga hanya berkuasa selama lebih kurang 5 tahun kemudian diganti Samaragrawira atau Rakai Warak
Samaragrawira/Rakai Warak berkuasa 782 hingga 790 Masehi dan dilanjutkan oleh Raja Dharmasetu masa 790 hingga 792 Masehi dan diteruskan oleh Raja Samaratungga/Rakai Garung dari 792 hingga 856 Masehi kemudian berkuasa Raja Balaputradewa pada tahun 856 hingga 960 Masehi kemudian di teruskan Raja Sri Udayadityawarman pada masa 960 hingga 961 Masehi
Pada tahun 961 hingga 980 Masehi Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Raja Sri Wuja atau Sri Udayaditya kemudian Raja Hsiae-she masa 980 - 988. Masehi dilanjutkan Raja Sri Cudamani Warmadewa berkuasa tahun 988 990 Masehi Raja Malayagiri/Suwarnadwipa masa 990 1008 Masehi Kekuasan Sriwijaya di teruskan Raja Sri Marawijayottunggawarman pada masa 1008 hingga 1017 Masehi
Raja Sumatrabhumi pada masa 1017-1025 Masehi dan Raja Sri Sanggrama Wijayatunggawarman pada masa 1025-1028 Masehi dan Raja Sri Dewa pada tahun 1028 hingga 1064 Masehi dan Raja Dharmawira berkuasa pada masa 1064 - 1156 Masehi dan Raja terkahir dari garis keturunan pendiri Kerajaan Sriwijaya oleh Raja Sri Maharaja pada masa 1156 hingga 1178.
Kemudian Kerajaan Sriwijaya taklukan Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dan menjadi Raja Sriwijaya terkahir pada masa tahu 1178 Masehi sehingga ditangan Raja Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa Kerajaan Sriwijaya hancur dan runtuh
Itulah kisah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya yang menjadi Kerajaan tertua ketiga di Nusantara yang berkuasa sangat lama hingga akhirnya hancur pada tahun 1178 Masehi ketika oleh Raja Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa.
Itulah kisah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya yaitu Kerajaan tertua ketiga di Nusantara yang terletak di Sumatra tepatnya wilayah Sumatra Selatan dan meliputi wilayah sekitarnya yang menguasai wilayah maritim dan tempat pelabuhan para pedangan di Nusantara. (djl)
Bersambung Part Tiga
Sumber: