Kisah Ulama Hampir Mendekati Derajat Nabi DiKutuk Allah Menjadi Seekor Anjing, Ini Kisahnya
Reporter:
Radar Seluma|
Editor:
Radar Seluma|
Senin 29-07-2024,10:28 WIB
Kajian Islam. Kisah ulama mendekati derajat Nabi Allah kutuk menjadi Anjing --
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id - Ulama merupakan orang yang Allah berikan Karomah ilmu sebagai suri tauladan bagi umat dan masyarakat dan tempat umat untuk bertanya atas keluh kesah dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Ulama juga merupakan wali Allah yang akan menjadi panutan bagi umat dalam menjalani bahtera kehidupan sehari-hari untuk mencapai hidup kekal di yaimil akhir nantinya.
Kali ini Radar Seluma. Disway.id mencoba untuk mengambil kisah seorang ulama yang sudah mendekati derajat Nabi namun atas kesalahannya Allah kutuk ulama tersebut menjadi seekor Anjing, kok bisa..??
Berikut kisahnya ulama yang hampir mendekati derajat Nabi tersebut akan terapi Allah kutuk menjadi Seekor Anjing, apakah penyebabnya berikut penjelasan nya.
Hal tersebut sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al - Arap ayat 175 - 177 yang berbunyi:
وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ الَّذِىۡۤ اٰتَيۡنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنۡهَا فَاَتۡبَعَهُ الشَّيۡطٰنُ فَكَانَ مِنَ الۡغٰوِيۡنَ ١٧٥
وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنٰهُ بِهَا وَلٰـكِنَّهٗۤ اَخۡلَدَ اِلَى الۡاَرۡضِ وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ ۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الۡـكَلۡبِ ۚ اِنۡ تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ اَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَث ؕ ذٰ لِكَ مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا ۚ فَاقۡصُصِ الۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُوۡنَ ١٧٦
سَآءَ مَثَلَاْ ۨالۡقَوۡمُ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا وَاَنۡفُسَهُمۡ كَانُوۡا يَظۡلِمُوۡنَ ١٧٧
Artinya:
"Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), lalu jadilah dia termasuk orang yang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri sendiri" (QS Al-Araf 175-177)
Bal'am bin Ura adalah ulama kalangan Bani Israel yang hidup pada zaman Nabi Musa AS beliau di karuniai ilmu nama-nama Allah yang mulia yaitu ismu Al azam dan kelebihan lainnya sehingga setiap doa nya dikabulkan oleh Allah SWT.
Suatu ketika Nabi Musa AS ingin menyerang suatu daerah namun penguasa daerah tersebut mengetahui niat tersebut maka dia meminta doa kepada Bal'am untuk mendoakan Nabi Musa AS dan pengikutnya binasa dengan di iming-iming harta, tahta dan wanita akhirnya Bal'am pun goya dan memilih bergabung dengan penguasa yang zalim sehingga Allah mencabut semua kemulyaan nya yang ada padanya.
Kemudian Allah SWT mengubah Bal'am bin Ura yang sebelumnya ulama mulia yang hampir mencapai derajat Nabi namun pada akhirnya ia berubah wujud menjadi seekor dan mati seekor anjing yang lidahnya menjulur, begitu la nasib ulama yang rela menjual Agama nya demi jabatan tahta dan orang-orang yang membayarnya.
Bal'am mengetahui Ismul A’zham sehingga doanya senantiasa dikabulkan Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai apa saja nama-nama Allah yang agung itu yang ketika berdoa dengannya pasti dikabulkan.
Doa Ismul A’zham diantaranya :
لَا اِلهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ، لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ، لَا إلهَ إِلَّا اللُه رَبُّ السَّمَاوَاتِ و رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Agung, Maha Lembut. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik ‘Arsy yang Maha Mulia. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik seluruh langit dan ‘Arsy yang Agung.” Ada juga yang menyatakan doanya adalah seperti ini :
الّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ يَا مَنَّانُ يَا بَدِيْعَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَاَل وَالْإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّي أَسْأَلُكَ …
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku bermohon kepada Engkau, Tiada Ada Tuhan kecuali Dirimu, wahai yang Maha mencurahkan nikmat, pencipta seluruh langit dan bumi, wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, Yang Maha hidup Maha Mengurusi Alam Semesta, aku bermohon kepadamu.”
Ketika Nabi SAW sedang duduk bersama Anas bin Malik RA. Dan sahabat-sahabat lain, beliau mendengar orang tersebut berdoa demikian. Lalu Nabi Muhammad SAW, berkata:
“Demi jiwaku yang berada di genggaman-Nya, sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung (al-Ismu al-A’zham), jika hamba berdoa dengan Ismul A’zham, Allah niscaya mengabulkannya. Jika Allah diminta, Dia niscaya memberikannya.”
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “Menyingkap Tabir Asmaul Husna” menyebutkan yang masuk Ismul A’zham adalah seluruh nama-nama Allah, jika berdoa dengannya maka doanya akan dikabulkan.
Lantas bagaimana dengan para ulama saat ini tentunya kita tetap berbaik sangka bahwa para ulama saat ini masih banyak yang berpegang kepada Al-Qur'an dan hadits. Aamiin ya rabbal Alamin. Demikian artikel ini semoga orang yang berakal dapat mengambil hikmahnya. (djl)
Sumber: