Berpuasa Ramadhan Itu Bulan Pendidikan Kesabaran & Puasa Adalah Setengah dari Kesabaran.
Kajian Islam. Puasa setengah kesabaran --
Kajian Islam. Radar Seluma. Disway.id -Saat ini Puasa Ramadhan telah memasuki 10 hari kedua Ramadhan di mana fase ampunan Allah SWT. Puasa Ramadhan juga kita sebut Syahrus Shabr atau bulan kesabaran atau setengah dari kesabaran sebab dengan berpuasa Ramadhan kita di latih dan di tempah untuk bersabar dari menahan lapar haus dan dahaga bahkan tidak hanya di situ kita juga dilatih sabar dalam berkata-kata hal yang kotor, dari perbuatan iri dengki hasad dan hasut serta sabar dalam menahan hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda :
وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ
Artinya:
"Puasa itu setengah sabar," (HR. Tirmidzi).
BACA JUGA:Ramadhan Memupuk Sifat Ihsan Oleh Ustadz Supriandi Hartoyo.M.Pd
Adapun orang-orang yang sabar itu biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-Giat bekerja, tidak mudah marah dan tersinggung, rajin beribadah, gemar bersedekah dan membantu orang-orang dalam kesusahan, berkata-kata yang baik, rela mengalah demi kebaikan dan ikhlas dalam segala hal
Dalam kehidupan tentunya banyak pasang surut dan cobaan yang di hadapi maka ketika kita di berikan cobaan dan ujian dari Allah SWT maka harus di hadapi dengan sabar Husnuzhon berkali-kali sangka terhadap Allah SWT.
Pada zaman Rasulullah SAW ada sebuah kisah seseorang perempuan berkulit hitam datang mengasuh kepada Rasulullah SAW kemudian berkata kepada Rasulullah SAW:
"Ya Rasulullah aku sedang menderita penyakit Ayam (Epilepsi) ketika sakit ku kambuh aku tidak sadarkan diri hingga melepaskan pakaian ku hingga terbukalah Aurat ku, Ya Rasulullah doakanlah aku agar Allah SWT menyembuhkan ku"
Rasulullah menjawab:
"Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu Surga, akan tetapi jika engkau mau, aku akan mendoakan mu agar Allah menyembuhkan mu"
Mendengar Jawaban Rasulullah SAW maka perempuan itu menjawab dengan mantap
"Ya Rasulullah aku pilih bersabar namun doakanlah aku agar ketika sakit ku kambuh Auratku tidak tersingkap"
Maka Nabi Muhamad Rasulullah SAW mendoakannya dan perempuan itu pun kemudian menjadi ahli Surga.
Kajian Islam. Puasa Ramadhan membentuk jiwa yang sabar
Maka dari kisah tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk meraih keberkahan Allah SWT maka haruslah melalui ujian yang berat dan bersabar bukan justru mengeluh atas ujian dan cobaan dari Allah SWT apalagi sampai menyalakan Allah SWT atau berburuk sangka terhadap Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Az- - Zumar ayat 10 berbunyi:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya:
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS Az - Zumar 10)
Maka pada Suci Ramadhan ini kita perlu untuk melatih dan mengasah kesabaran adapun kesabaran itu dibagi menjadi tiga hal
BACA JUGA:Ramadhan Datang, Allah Buka Pintu-pintu Surga & Allah Tutup Pintu Neraka
Pertama: Sabar dalam ketaatan
Sabar dalam ketaatan hal ini sangat lah berat jika kita menuruti hawa nafsu kita akan tetapi di dasari dengan ketaatan kepada Allah SWT meskipun hal itu sangatlah berat penuh dengan rintangan mulai dari faktor kemalasan hingga ocehan orang-orang maka kesabaran tersebut tetap menjadi sebuah tujuan untuk meraih kesabaran dalam ketaatan kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 153 berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah: 153).
Kedua: Sabar dalam meninggalkan larangan Allah SWT
Adapun kesabaran kedua yaitu sabar dalam hal meninggalkan larangan Allah SWT seperti hal nya meskipun menjalankan Sholat akan tetapi kita masih mengerjakan larangannya seperti mengambil yang bukan menjadi hak kita, berpuasa tetapi mengumpat orang lain atau ghibah jalan terus, maka kesabaran haruslah mampu meninggalkan kemaksiatan dan larangan lainnya selain itu juga harus mampu mengendalikan kesabaran emosional marah sebab amarah pintu syetan untuk menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan
Dalam sebuah Hadis Rasul SAW bersabda:
"Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah," (Muttafaq 'alaih).
Ketiga: Sabar Dalam Musibah
Sikap sabar tidak hanya harus mampu dalam hal mengendalikan diri dalam hal ketaatan kepada Allah SWT dan dalam hal meninggalkan kemaksiatan namun juga sabar dalam menari musibah jangan ketika kita di uji dengan sebuah musibah kita lemah. Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas problematika yang dihadapinya. Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah, dan sebab itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Dalam sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya," (Muttafaq 'alaih).
BACA JUGA:Inilah Keistimewaan 10 Hari Kedua Bulan Suci Ramadan
Allah Ta'ala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan sabar dan shalat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 153 berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 153).
Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka segeralah datang ke tempat Shalat, dan shalat lah, Shalat sebenarnya bukan semata ritual, ia sumber menyedot dan menyadap kekuatan Ilahiyah untuk setiap jiwa mampu menghadapi masalah dengan tenang, cerdas dan solutif. Sebab dalam shalat ada masa dimana Allah sangat dekat pada seorang hamba, yakni di kala sujud.
Dalam sebuah Hadist dijelaskan yang artinya:
"Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo'a di dalam sujud," (HR. Muslim).
Dengan demikian mari kita jadikan shalat sebagai media penting dalam hidup kita untuk benar-benar dekat kepada Allah Ta'ala untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang kita hadapi. Bukan sekedar ritual dan kurang begitu antusias dalam menjalankannya.
Bahkan tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi dengan sabar. Dengan bersabar, masalah apa pun, insya Allah akan terselesaikan. Seberapapun besar permasalahan yang kita hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 155 berbunyi:
وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ
Artinya:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah: 155).
BACA JUGA:Inilah 5 Orang-orang Yang Merugi Saat Bulan Suci Ramadhan. Semoga Kita Tidak Termasuk.
Dengan demikian, usah sedih, apalagi berputus asa. Biarlah masalah mewarnai hidup kita, apa pun dan sebesar apa pun. Semua itu in syaa Allah akan sirna seiring kita memohon solusi kepada Allah dengan sabar dan shalat. Karena jika Allah sudah berjanji, mustahil Allah tidak menepatinya, yakinlah!
Semoga di bulan Ramadhan yang juga dikenal sebagai bulan kesabaran ini kita mampu melatih kesabaran kita dan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. (djl)
Sumber: