Indonesia Masuk Peringkat ke-7 dalam Laporan Benchmark Bebas Sangkar di Asia

 Indonesia Masuk Peringkat ke-7 dalam Laporan Benchmark Bebas Sangkar di Asia

Animal Friends Jogja (AFJ) dan Act For Farmed Animals (AFFA)--

Benchmark memberikan gambaran penting tentang progres yang ada saat ini, serta diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang lebih efektif. Hal ini akan mempercepat transisi ke peternakan bebas sangkar untuk memberi keuntungan bagi manusia dan hewan di seluruh Asia.

 

"Sangat penting bagi pemerintah di Asia, khususnya Indonesia, untuk secara aktif mendukung transisi menuju peternakan bebas sangkar untuk memastikan transisi yang lancar bagi konsumen dan pemangku kepentingan industri. Kami harap pemerintah Indonesia dapat menyempurnakan seluruh kriteria di pilar-pilar yang belum terpenuhi dengan memberikan kejelasan 

 

 

regulasi, agar industri dapat bergerak menuju standar kesejahteraan hewan yang lebih tinggi," ungkap Herdiana Putri Ayuningtyas, staff Advokasi Pemerintah untuk Program Farmed Animals AFJ. 

 

 

Sebuah studi pada tahun 2022, menemukan rata-rata 86% konsumen di delapan negara di Asia Pasifik menyatakan kekhawatiran yang signifikan terhadap kesejahteraan hewan yang diternakkan. Selain itu, perusahaan-perusahaan terkemuka, mulai dari pemimpin merek global seperti Nestlé, Unilever, Burger King, KFC, dan Marriott, hingga perusahaan yang berasal dari Asia, seperti Minor Foods dan Jollibee Foods Corporation, telah berkomitmen untuk menghapuskan kandang baterai dalam rantai pasok telur mereka.

 

 

Mengapa Asia Perlu Meninggalkan Sistem Kandang Baterai?

 

 

"Sekitar 63% dari populasi ayam petelur komersial di dunia, setara dengan lebih dari tiga miliar individu unggas, berada di Asia," kata Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Program Farmed Animals AFJ. "Sayangnya, diperkirakan sebanyak 90% ayam petelur di Asia menghabiskan seluruh hidupnya terperangkap dalam sangkar sempit terbuat dari besi atau bambu, sehingga ayam-ayam tidak dapat memenuhi insting paling dasar mereka," lanjut Dhiani.

Sumber: