Legenda Putri Gading Cempaka Keturunan Majapahit (part 3)
--
Di tengah kekalutan perang, Raja Muda Ahmad mengambil kesempatan itu untuk menculik Putri Gading Cempaka. Penculikan inilah yang membuat murka para kakak kandung Putri Gading Cempaka, dan melakukan penyamaran untuk merebut kembali dari Kerajaan Aceh.
BACA JUGA:Strategi, Tips Game Free Fire Terpopuler 2023
Usai Putri Gading Cempaka berhasil diselamatkan, dan melihat kondisi Kerajaan Sungai Serut yang telah hancur lebur akibat perang. Akhirnya Raja Anak Dalam bersama kakak dan adiknya memilih menuruti wasiat orang tuanya, untuk hijrah ke Gunung Bungkuk
Dilansir dari situs duniapendidikan.co.id, Putri Gading Cempaka merupakan keturunan Kerajaan Majapahit. Dia merupakan putri bungsu dari tujuh bersaudara, putra Raja Ratu Agung yang merupakan Raja Kerajaan Sungai Serut.
Raja Ratu Agung, merupakan pendiri Kerajaan Sungai Serut, yang wilayahnya berada di selatan Pulau Perea. Dia disebut-sebut berasal dari Kerajaan Majapahit. Raja Ratu Agung memiliki saudara kandung Raja Mawang, yang memerintah di Kerajaan Pinang Berlapis.
Kedua saudara itu sangat akrab. Bahkan, rakyat di kedua kerajaan itu hidup damai berdampingan. Penduduk di Kerajaan Sungai Serut, bisa dengan bebas berkunjung ke wilayah Kerajaan Pinang Mawang, demikian juga sebaliknya.
Sementara dalam bukunya, Saksono Prijanto menyebutkan, putra pertama Raja Ratu Agung adalah Raden Cili. Raden Cili yang kala ayahnya belum mangkat, sudah berumah tangga, menolak dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan Raja Ratu Agung.
Putra kedua Raja Ratu Agung, adalah Manuk Mincor. Dia adalah seorang pemuda yang gagah berani, dan amat sopan. Manuk Minear memiliki adik bernama Lumang Batu. Dialah yang selalu memperhatikan kepentingan adik perempuannya yang bernama Ratna Buih.
Sumber: