Enggan Bekeluarga! Negara Ini Minus Populasi
--
Beberapa negara di Asia pada saat ini tengah mengalami penurunan populasi. Sehingga, jika terjadi dalam jangka waktu panjang maka hal ini akan berdampak negatif pada negara tersebut. Penurunan populasi atau dikenal dengan istilah resesi seks ini, terjadi lantaran masyarakat memilih untuk tidak menikah dan memiliki keturunan. Banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satunya adalah kesejahteraan. Di beberapa negara, warganya lebih fokus pada karir individunya, serta fokus pada pekerjaan untuk memenuhi kehidupannya. Sehingga, tidak memiliki waktu untuk membina rumah tangga dan memiliki keturunan. Hal ini tentu tidak terjadi di Indonesia pada saat ini. Namun, di beberapa negara berikut, resesi seks sudah menjadi permasalahan sehingga membuat pemerintahnya cemas. Berikut beberapa negara yang mengalami resesi seks:
Jepang
Negeri Sakura Jepang saat ini tengah dilanda resesi sex yang membuat angka kelahiran terus menurun. Terakhir, sepanjang 2022 angka kelahiran di Jepang bahkan tidak sampai 800.000 jiwa. Tingkat kelahiran di Jepang saat ini hanya sebesar 1,34. Angka ini jauh di bawah angka minimal yang diperlukan untuk menjaga kestabilan populasi, yakni sebesar 2,07. Bila hal ini terus berlanjut, jumlah penduduk Jepang yang saat ini masin berada di angka 125 juta jiwa, akan turun menjadi 88 juta jiwa pada 2065 mendatang.
Korsel
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang ternyata juga mengalami resesi seks. Data pemerintah Korsel mencatat bahwa tingkat kesuburan di negara mereka hanya mencapai 0,81 persen pada 2021 dan tidak berkembang pada 2022 lalu. Padahal, tingkat ideal kesuburan untuk menjaga populasi sebuah negara adalah sebesar 2,1 persen. Penyebab hal tersebut karena banyak anak muda Korsel memilih untuk tidak menikah.
Tak hanya itu, jumlah wanita di Korsel yang memilih untuk tidak hamil juga semakin meningkat. Memang tidak diketahui secara pasti berapa jumlah warga Korsel yang enggan menikah dan memiliki keturunan. Namun badan statistik nasional Korsel menunjukkan angka pernikahan yang hanya mencapai sekitar 193 ribu pada 2020. Angka pernikahan ini berbanding jauh dengan data pernikahan warga Korsel pada 1996 yang mencapai 430 ribu. Selain itu, angka kelahiran di Korsel juga mengalami penurunan dengan jumlah hanya sekitar 260.600. Padahal, puncak angka kelahiran di Korsel pada 1971 mencapai 1 juta.
China
Sumber: