Budayakan Tradisi Gunung Api

Budayakan Tradisi Gunung Api

--

LUBUK SAHUNG - Tradisi sambut malam lailatul qadar atau lebih dikenal nujuh likur, masyarakat serawai di Kabupaten Seluma membuat obor atau gunung api yang terbuat dari tempurung kelapa.

 

Tempurung kelapa disusun secara vertikal sedemikian rupa sehingga membentuk atau menyerupai tonggak obor gunung api. Gunung api ini dibuat di depan rumah, biasanya ditempatkan antara jalan dengan pagar rumah, namun tidak semua warga serawai seluma yang membuat gunung api tersebut.

 

Hanya orang orang tertentu saja yang membuat obor gunung api setiap tahunnya. Begitu juga dengan nuju likur ramadhan 1444 Hijriah kali ini. Kalau dia biasa membuat, maka tahun ini juga akan dibuatnya, akan tetapi bagi masyarakat yang tidak mengetahui makna atau sejarah dan lain sebagainya dari obor, maka kemungkinan hanya sebagai penonton saja walaupun gunung api tahun ini diprogramkan oleh Bupati seluma sebagai salah satu event di Kabupaten Seluma.

Dan kegiatan ini dipusatkan di kawasan Kecamatan Ulu Talo.

Terpantau oleh Rdr Seluma dari Kelurahan Babatan hingga ke Kelurahan Talang Saling atau Simpang Enam Tais kemarin sore (15/04) hanya beberapa warga saja yang sudah membuat obor gunung api.

Di Kecamatan Sukaraja terbanyak walaupun hanya beberapa besa saja yang sudah membuatnya seperti jenggalu sekitar 5 buah, cahaya negeri lebih sedikit, niur sekitar 15, kemudian baru ada lagi di pinggir jalan di desa lubuk sahung, setelah itu sampai ke simpang enam nyaris tidak terlihat.

Salah satu warga yang sedang membuat obor gunung api Emrullah (57 th) warga lubuk sahung, ketika ditemui mengatakan sengaja membuat karena ada anjuran.

"Karena ada anjuran bupati, maka tahun ini kami membuatnya, dan ada informasinya juga akan dilombakan," kata Emrullah.

Selanjutnya, kalau dahulu memang sudah menjadi tradisi nuju likur pakai gunung api ditemani lemang tapai.

 

"Amun dulu gunung api ini kawano lepang tapai, waktu yo pas ngn nuju likur," katanya kental dengan logat serawai. (mrs)

Sumber: