Ruang Dakwah, Bencana Moral

Ruang Dakwah,  Bencana Moral

Abdul Latif, SPdI--

 
 
 
 
Assalamualaikum.Wr.Wb
 
Alhamdulillah hirabbil alamin
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat jasmani maupun rohani kepada kita semua sehingga kita dapat berjumpa kembali melalui media Radar Seluma dalam keadaan sehat waalfiat tanpa ada kurang sesuatu apapun.
 
 
 
Salawat serta salam tetap kita curahkan kepada Baginda kita Nabi Besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menerang yang seperti kita rasakan saat ini.
 
Para pembaca Radar Seluma yang Budiman di manapun berada yang insya allah di rahmati Allah SWT
 
Kali ini kita akan mengangkat sebuah tema yang berjudul "Bencana Moral"
 
Manusia merasa khawatir bila dilanda bencana yang berdampak pada kerugian berupa harta benda. 
Akan tetapi ada bencana yang jauh lebih dahsyat dampaknya terhadap masa depan generasi manusia yaitu "Bencana Moral" yang akan memporak porandakan peradapan manusia.
 
 
 
Kerusakan infrastruktur akibat bencana alam masih bisa direkonstruksikan dalam jangka waktu yang singkat, bahkan lebih bangus dari sebelumnya. Tetapi kerusakan moral generasi akibat dangkalnya akal budi tak serta merta dapat dipulihkan dengan mudah. 
Akar persoalnya terletak pada minimnya nilai-nilai spritual yang terinternalilasi dalam jiwa manusia.
 
Para pembaca Radar Seluma  yang Budiman di manapun berada yang Insya Allah di rahmati Allah SWT
 
Kita patut harus mengelus dada menyaksikan sejumlah fenomena patologi sosial yang terjadi di sekitar kita. 
Lebih menyedikan lagi para pelaku adalah generasi muda yang notabene harapan bangsa. 
Bisa di bayangkan, bagaimana kondisi bangsa ini ke depan, jika akhlak kawula muda jauh dari nilai-nilai luhur yang di ajarkan Agama.
 
 
 
Baru-baru ini media massa memberitakan ratusan pelajar SMP dan SMA di satu daerah hamil di luar nikah. Ada juga kasus berbeda, sebagaimana viral di media sosial beberapa remaja yang berseragam sekolah menendang seorang perempuan paruh baya yang mengalami gangguan jiwa, belum lagi perilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender ( LGBT ) yang sangat meresahkan. 
Kasus-kasus semacam ini menjadi tamparan keras bagi kita semua untuk memberikan perhatian lebih dalam penguatan paham Agama kepada para remaja.
Orang tua berkewajiban untuk menjaga keluarganya dari berbagai hal yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya yang artinya:
 
"Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan.’’ ( Q.S. At-Tahrim : 6 ).
 
 
 
Salah pergaulan menjadi pintu terjadinya dekadensi moral, lazimnya para pelaku kejahatan atau pelanggaran terhadap aturan Negara dan Agama tidak sendirian dalam menjalankan aksinya. Mereka akan bersama-sama saling menjerumuskan rekannya dalam jurang nista. 
Para penjudi akan berkomplot dengan sesama penjudi, pemambuk akan berkumpul dengan sesama pemabuk, maling akan mencari teman yang memilik kebiasaan yang sama untuk mencuri dan seterusnya. 
Hal ini bisa kita lihat ketika pihak berwajib melakukan operasi penertiban penyakit masyarakat. 
Biasanya yang terjaring bukan hanya satu orang tapi kadang dalam jumlah relatif banyak
 
Para pembaca setia Radar Seluma  yang Budiman di manapun berada yang i
Insya Allah di rahmati Allah SWT
 
Setiap kita berkewajiban untuk menyelamatkan generasi dari berbagi perilaku menyimpang yang dapat menghancurkan tatanan kehidupan. 
Bila kita antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam demikian juga seharusnya lebih sigap dalam mitigasi bencana moral. 
 
 
 
‘Adapun wasiat Nabi Ya’kub kepada anak-anaknya menjelang beliau wafat patut di jadikan teladan dalam penanaman tauhid kepada generasi. Nabi Ya’kub tidak khawatir terhadap urusan dunia anak keturunannya sepeninggal beliau. 
Akan tetapi yang beliau khawatirkan adalah bila tauhid lepas dan hati keturunnya. 
Hal ini di abadikan oleh Allah SWT dalam Alqura yang artinya:
 
"Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya’kub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘’Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’’ mereka menjawab,’’ Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, ( Yaitu ) Tuhan Yang Maha Esa dan ( hanya ) Kepada-Nya kami berserah diri.’’  ( Q.S. Al- Baqarah: 133 )
 
 
 
Demikianlah tausyiah singkat yang saya sampaikan mudah-mudahhan bermanfaat bagi saya sendiri dan bermanfaat para pembaca setia Radar Seluma sekalian dan generasi muda kita anak cucuk kita generasi masa depan Bangsa, Negara khususnya Agama terhindar dari berbagai pergaulan bebas, narkoba terhindar dari krisis moral dll sehingga menjadi generasi yang mampu membawa Bangsa ini menjadi generasi yang Taibatun warahma, dan semoga kita kesemunya bisa bertemu kembali di bulan Ramadhan tahun akan datang Aamiin ya rabbal alamin.
 
 
 
Fastabikulkhairat.’’
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
 
 
Biodata penceramah
Ustadz Abdul Latif, S.Pd.I
Ketua Bidang Dakwah Dan Pengkajian Agama PD Pemuda Muhammadiyah Seluma ( PDPM )
 
 

Sumber: