Terjebak Ponsel Josua

Terjebak Ponsel Josua

 

JAKARTA, DISWAY.ID - Keterangan Ferdy Sambo sudah didapat. Dicatat baik-baik dari puluhan pertanyaan yang diajukan penyidik Dit Tipidum Bareskrim Polri.  

 

Penyidik hati-hati sekali. Karena Sambo orang penting. Orang penting karena statusnya baru dinonaktifkan. 

 

 

Saat itu Sambo belum dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam berpangkat Inspektur Jenderal Polisi. 

 

Sambo diperiksa lebih dari 7 jam dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

 

 

Publik pun menyimak, pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

 

Ia menegaskan ada sejumlah Para Pati, Pamen dan Pama Polri yang dimutasi.

 

Kata lain dicopot dari jabatan utamanya. Dari sini publik menerka-nerka ada apa dengan 9 orang rekan Sambo ini.

 

1. Irjen  Pol ferdy sambo, 73020260 Kadiv Propam Polri dimutasikan sebagai Pati Yanma Polri.

2. Brigjen Pol Hendra Kurniawan NRP 74030376 Karopaminal Divpropam Polri dimutasikan sebagai Pati Yanma Polri.

3. Brigjen Pol Benny Ali NRP 68090395 Karo Provos Div Propam Polri dimutasikan sebagai Pati Yanma Polri.

4. Kombes Pol Denny Setia Nugraha Nasution NRP 72120638 Sesropaminal  Divpropam Polri dimutasikan sebagai Pamen Yanma Polri.

5. Kombes Pol Agus Nurpatria NRP 74080901 Kaden A Ropaminal Divpropam Polri dimutasikan sebagai Pamen Yanma Polri.

6. AKBP Arif Rachman Arifin NRP 80061173 Wakaden B Ropaminal  Divpropam  Polri dimutasikan sebagai pamen Yanma Polri.

7. Kompol Baiquni Wibowo NRP 85021366 Ps. Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divpropam Polri dimutasikan sebagai Pamen Yanma Polri.

8. Kompol Chuck Putranto NRP 84031663 PS. Kasubbagaudit Baggaketika Rowabprof Divpropam Polri dimutasikan sebagai Pamen Yanma Polri.

9. AKBP Ridwan  Rhekynellson  Soplanit NRP 80011128 Kasatreskrim Polres Metro Jaksel dimutasikan sebagai Pamen Yanma Polri.

10. AKP Rifaizal Samual NRP 90070325 Kanit 1 Sat Reskrim Polres Metro Jaksel Polda Metro Jaya dimutasikan sebagai Pama Yanma Polri

 

 

Sambo sendiri sampai hari ini, Jumat 5 Agustus 2022, statusnya masih sebagai pihak yang dimintai keterangan. 

 

Sambo terlilit dalam kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang dilakukan Bharada E supir Sambo yang kabarnya guru menembak.  

 

Perihal pemeriksaan Ferdy Sambo yang dilakukan di organ Kepolisian Indonesia itu menjadi babak baru. 

 

Babak baru dalam pengungkapan kasus yang menjadi sorotan publik sejak peristiwa itu pecah pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.

 

Babak baru karena Sambo selama ini tidak pernah memberikan keterangan apalagi menanggapi kabar yang beredar usai gonjang-ganjing kabar polisi tembak polisi.

 

 

Terakhir kali ia menyambangi Polda Metro Jaya pada Rabu, 20 Juli 2022. Sampai-sampai Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menilai pelukan itu bentuk pertemanan.

 

Di balik simpang siur pemeriksaan dan kronologi sesungguhnya apa yang terjadi di tempat kejadian perkara.

 

 

Ada beberapa kejanggalan yang sampai saat ini faktanya belum terjawab. Di mana ponsel Brigadir J yang tenar dengan nama lain Brigadir Yosua itu.

 

 

Keluarga sejak awal menanyakan keberadaan handphone milik Brigadir Yosua. Pasalnya, sebelum kematiannya Brigadir Yosua masih sempat mengirimkan kabar di Whatsapp Grup keluarga.

 

Awalnya handphone Brigadir J ini dikabarkan hilang, setelah peristiwa kematiannya diberitakan dan dijelaskan dalam Konferensi Pers Polri.

 

Namun setelah sekian lama asumsi asumsi publik berkembang, akhirnya Polri menjelaskan bahwa handphone Brigadir Yosua telah diamankan penyidik untuk diteliti di Laboratorium Forensik (Puslabfor).

 

 

Polri mengatakan Handphone Brigadir Yosua diamankan Puslabfor Polri untuk kepentingan penyidikan. Benarkah ada skenario lain, karena handphone Brigadir J adalah bukti yang sangat penting.

 

Benarkan selain percakapan terakhir dengan keluarga, Brigadir Yosua juga melakukan percakapan dengan PC? yang kabarnya ini pula yang memicu kemarahan Irjen Ferdy Sambo terhadap Brigadir J?

 

 

Jika benar percakapan antara Brigadir Yosua dan PC mengapa sampai dibunuh. Bharada E mengakui sebagai pelaku. 

 

Tapi bukan lagi polisi tembak polisi tapi sengaja ia tembak. Atas perintah siapa? 

 

Kabar lain yang belum bisa dipastikan kebenarannya adalah soal percakapan tentang pemberian uang dari PC kepada Brigadir Yosua.

 

Hal pemberian uang ini juga pernah diungkapkan Keluarga Brigadir J.

 

 

Rumor yang belum tentu kebenarannya itu beredar kemana-mana. Maka dugaan itulah mengapa handphone Brigadir J diklaim ‘hilang’. 

 

Apakah mungkin diganti dengan handphone serupa, sehingga bukti bukti tersebut lenyap? 

 

 

 

Termasuk pakaian, sepatu dan semua barang yang dikenakan Sambo juga raib belum ada bentuknya yang ditampilkan Polri.

 

 

Polri menjawab beberapa hari lalu bahwa handphone Brigadir Yosua diamankan Puslabfor. Ini untuk kepentingan penyidikan. 

 

Dengan begitu alibi bahwa pihak yang menyuruh menghabisi Brigadir Yosua karena satu dan lain hal bisa diruntuhkan.

 

Semua masih misterius dan harus dijawab dari hasil penyidikan Polri. 

 

 

Menurut praktisi hukum Syamsul Arifin, diperiksanya Sambo sebenarnya bukan sesuatu yang spesial.

 

Apalagi Sambo mengaku sudah 4 kali diperiksa di Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya. “Benar tidaknya hanya Sambo dan polisi yang tahu,” jelasnya.  

 

Keluarga Sambo dan publik saat ini hanya butuh unit-unit hp beserta seluruh nomornya milik Yosua.

 

Termasuk sopir ambulance, dokter-dokter yang melakukan autopsi awal, termasuk petugas RS. 

 

“Seluruh unit hp dan nomornya itu akan memberi petunjuk dan bukti tentang tempus delicti dan locus delicti serta rangkaian fakta peristiwa pidana tersebut,” jelas Syamsul kepada Disway.id.

 

 

Dengan penemuan locus delicti dan tempus delicti akan mengungkap fakta dan bukti berangkai dan berantai. 

 

 

 

“Sampai akhirnya bagaimana Brigadir Yosua menemui ajalnya,” ucapnya.

 

Bila diperlukan, sambung Syamsul, rekan-rekan pengacara keluarga Brigadir Yosua bisa memohon bantuan kepada operator atau provider seluler termasuk pihak Google. 

 

 

“Akan dibuka semua fakta tentang percakapan itu. Termasuk Google Maps berkaitan dengan peristiwa yang terkesan seperti komedi putar di pasar malam,” tandas Syamsul.

 

5 Handphone Keluarga Brigadir J Diretas

 

 

 

Sebanyak 5 ponsel milik keluarga Brigadir J di Jambi diduga telah diretas. Ini disampaikan oleh Rohani Simanjuntak, Bibi dari Brigadir Yosua

 

Rohani menyebut peretasan ini terjadi berangsur. Pertama kali terjadi pada pukul sekitar 05.00 WIB. Aplikasi Whatsapp dan Facebook untuk berkomunikasi tidak bisa dibuka.

 

 

Selanjutnya, ini terjadi pada handphone milik kakak dan adiknya Brigadir Yosua. Totalnya ada 5 ponsel yang diretas dalam satu hari ini.

 

Siapakah yang terlibat dalam peretasan tersebut? Peretasan biasanya dilakukan untuk memonitor dan mengendalikan isi dari ponsel yang dimaksud. Baik percakapan termasuk informasi yang diposting di linimasa media sosial.

 

Langkah ini pun untuk menekan adanya informasi pemberitaan agar tidak sampai ke keluarga atau relasi korban.

 

Apakah benar ada pihak yang ingin berita meninggalnya Brigadir J tidak disebarluaskan melalui telepon atau Whatsapp Group Keluarga

 

Aksi seperti ini hanya dimiliki oleh mereka yang mempunyai fasilitas khusus. Kabar lain pelaku peretasan namanya sudah dikantongi oleh Kapolri.

 

 

Beberapa akun yang cukup vokal dalam menyuarakan kasus ini juga menjadi target Cybercrime Polri, dengan cara ditumbangkan hingga suspend termasuk akun Twitter dan Instagram milik Opposite6890

 

 

Kabarnya, tim yang melakukan aksi itu dikenal sebagai ‘Sweeper’. Sweeper ini tidak saja menghapus akun akun target, tapi juga menghapus bukti bukti digital jika diperlukan misalnya CCTV dll benarkan informasi yang beredar ini? Semua belum terjawab. 

 

Terbukti, selepas Irjen Pol Ferdy Sambo diperiksa dan dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam gerbong Polri bergerak. 

 

 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung menancapkan ‘kukunya’ dengan menyingkirkan sejumlah perwira tinggi, pamen dan pama yang dinilai bermasalah. 

 

Belum diketahui pasti mengapa harus dinonaktifkan dari posisi semula. Tapi bisik-bising di sejumlah ruang-ruang korps Bhayangkara itu menyebut, mereka yang ‘disingkirkan’ sementara.

 

 

Mereka offside baik secara langsung dan tidak langsung dalam ‘drama’ pasca penembakan Brigadir Yosua. 

 

Benarkan demikian? tapi faktanya Kapolri sudah memberikan tanda. Berupa surat telegram dengan Nomor: ST/1628 VII/Kep./2022 tertanggal 4 Agustus 2022. 

 

 

Surat penting itu tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam jabatan di Lingkungan Polri.

 

“Sehubungan dengan surat di atas maka diberitahukan kepada jenderal, para pati, pamen dan pama Polri di bawah ini dibebaskan dari jabatan lama atau dimutasikan dalam jabatan baru masing-masing.” demikian keputusan Kapolri yang ditandatangani Irjen Pol Wahyu Widada.

 

Para Pati, Pamen dan Pama Polri tersebut diharapkan segera melaksanakan tugas yang baru ditetapkan ditetapkan dalam keputusan mutasi. 

 

Pengamat kebijakan publik, Jerry Massie mengatakan dengan bergeraknya gerbong Polri itu ditandai dengan munculnya spekulasi-spekulasi baru. 

 

Salah satunya untuk membuka proses penyidikan kasus kematian Brigadir J lebih mudah. 

 

 

Muncul kemungkinan prosesnya penyidikan kematian Brigadir J selama ini terhambat di lingkaran mereka (Pati, Pamen dan Pama Polri).

 

 

“Saya pikir Kapolri juga melihat ada kecenderungan pihak yang coba-coba memainkan kasus,” kata dia. 

 

“Dugaan penghilangan barang bukti, sehingga muncul tudingan saling tembak. Padahal murni ditembak, itu polemik yang ada di tubuh Polri,” imbuh Direktur Political and Public Policy Studies itu kepada Disway.id Jumat, 5 Agustus 2022. 

 

 

Ditambahkan Jerry, pernyataan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto cukup jelas, ada puluhan personel kepolisian yang diperiksa dalam kasus ini. 

 

“Artinya siapa pun yang terkait dengan kasus Brigadir J akan diperiksa, didalami,” kata dia.

 

Kini, publik sudah tak sabar menunggu tersangka baru dari perjalanan hasil pemeriksaan yang dilakukan.

 

Pastinya, langkah tegas Kapolri ini patut diapresiasi. Perlahan mulai menemukan titik terang. 

 

 

Bukan lagi pada kasus tembak menembak atau polisi tembak polisi, kini mengarah pembunuhan berencana, hingga akhirnya sejumlah perwira tinggi Polri diperiksa. 

 

Apalagi Timsus Polri telah memeriksa 25 orang dari tingkat Pati hingga Tamtama, mereka diduga tahu sebenarnya kasus penembakan Brigadir Yosua ini.(disway.id)

 

Sumber: