Nasib Peserta Arisan, Teken Kuitansi Kosong lalu Dilaporkan ke Polisi

Nasib Peserta Arisan, Teken Kuitansi Kosong lalu Dilaporkan ke Polisi

PANDAN - Arisan Get atau arisan berantai (menurun), saat ini menjadi perbincangan hangat di Kabupaten Seluma. Satu persatu korban arisan Get mulai berani bersuara. Setelah sebelumnya takut karena pernah diancaman owner, salah seorang korban arisan Get buka suara. Korban, Ida Heryani anggota arisan Get di Pandan Seluma Utara, mengaku dipaksa untuk menandatangani kuitansi kosong yang berujung menjadi bahan laporan Owner berinisial DW yang saat ini kabur ke polisi. Dikatakan Ida, DW yang juga pengusaha kuliner di Seluma, sempat mendatanginya sebelum menghilang. \"Waktu itu, DW ke rumah. Dia menyuruh tandatangan kuitansi. Katanya kita buat kesepakatan, katanya biar ayuk bisa nyicil setiap bulannya. Terus disuruh tanda tangan, padahal belum ada jatuh tempo. Untuk jumlah uang di kuitansi belum ada,\" sampai Ida Heryani saat dikonfirmasi Radar Seluma di kediamannya. Ternyata, dalam kuitansi kemudian muncul nilai 53 juta, yang dia tidak tahu dari mana asalnya. Kemudian, DW melaporkannya ke Polsek. Ida merasa aneh dengan laporan tersebut, laporan hal apa juga tidak diketahuinya. Dimana kronologis penandatangan tersebut di bawah tekanan owner, ketika dirinya ingin meminjam uang sebesar Rp 2 juta. Uang diberikan owner dengan tanda tangan kuitansi kosong. Namun, tanpa diduga sepulang dari kediaman owner, kuitansi kosong tersebut justru menjadi bahan laporan Owner. Bahkan dalam kuitansi kosong tersebut terdapat jumlah nominal uang sebesar Rp 53 juta. \"Ayuk ke rumahnya sehari sebelum lebaran haji. Waktu itu kuitansi kosong, pas Ayuk balik baru ada inboxnya totalnya Rp 53 juta. Ayuk diam aja. Ayuk bingung karena dia menyebut itu utang keseluruhan,\" ujarnya. Kemudian, DW ini melapor ke polisi dan menyebarkan laporan tersebut ke seluruh grup arisan get. Supaya para peserta lainnya tunduk dan patuh terhadap owner. Sekaligus mempercayai trik owner untuk mengelabui korban arisan lain, bahwa uang tersebut dipinjam oleh salah satu peserta arisan. \"Memang di uitansi itu tanda tangan Ayuk. Tapi kalau uang Rp 53 juta itu aku gak tahu darimana asalnya. Sebab, waktu Ayuk tandatangan, belum ada jumlah uang di kuitansi itu,\" tegasnya. Sementara itu, sebagian besar peserta yang mengikuti arisan get ini berharap mendapatkan keuntungan. Namun justru menjadi korban penipuan berkedok arisan yang dilakukan oleh owner yang kini menghilang dan belum diketahui keberadaannya.(ctr)

Sumber: