Bangun Karantina Nasional di Pulau Baai

Bangun Karantina Nasional di Pulau Baai

BENGKULU - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, impor daging yang secara statistik hampir 1 triliun per tahunnya. Sementara daerah sendiri hanya mampu menyediakan bibit sapi 20 sampai 30 ekor. Menurut Gubernu, inir tidak akan menyelesaikan permasalahan karena tetap membutuhkan impor, perlu kebijakan menyeluruh terkait integrasi Kebun Sawit dan Peternakan Sapi. \"Ada beberapa puluh juta bahkan sekarang kebun sawit yang ada di Indonesia diwajibkan untuk mengintegrasikan dengan peternakan sapi, saya kira akan menjadi solusi bahwa ketersediaan daging menjadi bisa teratasi, di samping itu siklus distribusinya harus diatur,\" jelas Gubernur Rohidin. Walaupun masih impor, tambah Gubernur, tidak bisa dari beberapa pintu pelabuhan, selain tidak efisien, kontrol penyakit zoonosis akan sulit dan menambah biaya. Maka pembangunan karantina nasional di Pelabuhan Pulau Baai, dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. \"Perlu dukungan dari pemerintah pusat, ketika semua terpusat dari satu pintu pelabuhan, di situ dilakukan proses karantina dan pemotongan untuk kebutuhan Indonesia, tentu akan lebih efisien. Kita juga punya posisi bargaining karena satu pintu melalui importir, distribusi lebih cepat, juga pengendalian penyakit lebih aman karena terintegrasi dengan pelabuhan, tentu ini harus menjadi kebijakan nasional,\" terang Gubernur Rohidin. Kendati demikian, fokus utama kedaulatan pangan adalah tetap beras. Beras bukan saja menjadi bahan makanan pokok masyarakat Indonesia, tetapi beras dapat mengganggu ekonomi nasional. Ketika pasokan beras terganggu hal ini akan mempengaruhi daya tahan bangsa.(ken)

Sumber: