Petani Cabai Menjerit, Harga Turun

Petani Cabai Menjerit, Harga Turun

BENGKULU - Harga cabai rawit merah semakin turun Memasuki awal Juni ini, Pasalnya dipanennya kali ini harga cabai hanya diangka Rp 10 ribu per kilogram, ini disampaikan oleh Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Bengkulu, Mohd. Gustiadi Menurutnya, dengan kisaran harga itu sangat merugikan petani cabai. Karena jika dialokasikan maka hasil panen cabai ini, akan kesulitan untuk mengembalikan modal yang dikucurkan selama proses penanaman. Untuk itu, ia mengajak menjadi pelajaran untuk masa tanam selanjutnya. Agar kejadian serupa tidak terulang. Yakni dengan membaca situasi pasar. Juga melihat kondisi permintaan pasar nantinya. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu kemarin untuk harga cabai merah besar di Pasar Kota Bengkulu diangka Rp 22 ribu per kilogram. Sementara harga cabai rawit di kisaran Rp 20 ribu perkilogram nya. \"Ya ini memprihatinkan ya. Banyak kawan kawan petani kita yang mengeluh karena harga ini, Sebaiknya tidak mengikuti trend ya. Ini di Ramadan lalu harga cabai tinggi bahkan sampai Rp 70 ribu. Jadi kebanyakan kawan-kawan kita ini ikuti untuk tanam cabai. Trend tanam ini juga ada di luar Bengkulu ya. Sehingga stok melimpah,\" ungkap Edi Tiger. Disisi lain, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkulu IV Kabupaten Rejang Lebong-Lebong, Heri Purwanto, SH menjelaskan anjloknya harga cabai ini memang sangat dirasakan dikalangan petani. Terutama para petani di Kabupaten Rejang Lebong, pasal saat ini untuk panen cabai hampir bersamaan sehingga stok pun melimpah, sementara untuk pasaran pun masih sama kapasitas permintaan cabai. \"Produksi cabai itu tidak begitu melipah, cuma di wilayah lain itu panen raya. Misalnya di daerah kerinci, sementara mangsa pasar kita itu, pasar yang sama. Pasar tradisional, di Jambi Pasar Angso Duo, Kemudian ke Padang Panjang. Dan dari Curup pun ini, mangsa pasarnya di situ,\" kata Heri. Juga tidak menutup kemungkinan, lanjut Heri, bahwa untuk cabai dari luar provinsi juga ada yang masuk ke Bengkulu. Sehingga, ini makin mempersempit dari mangsa pasar dari para petani lokal. \" Tidak menutup kemungkinan cabai cabai dari daerah luar itu ada yang masuk di Provinsi Bengkulu. Sehingga, mempengaruhi harga cabai di pasaran lokal. Untuk saat ini, harga cabai merah di harga Rp 10 ribu, jadi sangat memperihatinkan petani kita. Jadi petani cabai, baru mereka mendapatkan keuntungan itu di standar harga di Rp 20 ribu,\" tutupnya.(ken)

Sumber: