Audit Tahun Depan Fokus ke BUMDes

Audit Tahun Depan Fokus ke BUMDes

 

PEMATANG AUR - Setelah melakukan audit khusus ke 16 desa di kabupaten Seluma. Rencananya Inspektorat Kabupaten Seluma tahun depan akan melakukan audit reguler ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Karena berdasarkan hasil audit ke desa-desa sebelumnya, banyak sekali temuan berkaitan dengan BUMDes. Inspektur Daerah Deddy Ramdhani SE M. SE MA mengatakan bahwa, hasil audit reguler oleh auditor ke lapangan, banyak sekali ditemukan temuan berkaitan dengan BUMDes. \"Tahun depan prioritas untuk mengaudit dana BUMDes. Karena dari 16 desa yang dilakukan audit sebelumnya, masih banyak ditemukan tidak tersedianya data, proses usaha dan penyaluran ke BUMDes tidak sesuai aturan,\" kata Deddy kepada wartawan, kemarin. Menurutnya, ada juga BUMDes yang merugi. Ada BUMDes yang tidak melaporkan kegiatan setiap tahun. Ada juga yang tidak ada bukti pembelian barang BUMDes. Atas banyak temuan tersebut, berdasarkan hasil rapat bersama, maka rencananya berkaitan dengan BUMDes ini akan dilakukan audit reguler setiap tahunnya. \"Karena BUMDes ini kan bentuknya usaha, jadi tidak boleh rugi. BUMDes ini harusnya terus meningkat. Serta harus jelas badan hukum dan keuangannya,\" ucap Deddy.
Sementara itu, Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), atas audit reguler yang dilakukan di 16 desa di Kabupaten Seluma, terkait dengan penggunaan Dana Desa. Dimana dalam rekapitulasi tersebut, terdapat temuan sebesar Rp 4,1 Miliar. Temuan tersebut diketahui, setelah tim auditor turun ke lapangan, melakukan audit reguler ke 16 desa. Beberapa temuan tersebut diantaranya, Desa Pagar Banyu Kecamatan Ulu Talo sebesar Rp 26 juta, yang berkewajiban mengembalikan uang tersebut karena tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebanyak lima desa, saat ini belum melengkapi SPJ. Yaitu Desa Pering Baru, Desa Genting Juar, Desa Tanjung Agung, Talang Durian dan Desa Maras Bantan dengan total Rp2,4 Miliar. Yang harus segera dilengkapi oleh desa yang bersangkutan. Kemudian, dua desa, diantaranya Desa Talang durian dan Desa Maras Bantan. Sejauh ini belum mendapatkan verifikasi dari Sekretaris Desa, dimana dari dua desa tersebut total temuan mencapai Rp 1,7 Miliar.(ndi)

Sumber: