Proses Belajar Mengajar, Mulai Tatap Muka
BENGKULU - Provinsi Bengkulu tidak lagi menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui sistem dalam jaringan (daring). Berkenaan dengan itu, Anggota Komisi X DPR RI Dewi Coryati mengimbau agar selalu mengutamakan unsur kesehatan dan keamanan, serta bisa berjalan efektif. Lanjut Dewi, Mengingat vaksin Covid-19 sendiri juga belum tersedia. “Faktor kesehatan dan keamanan tetap yang utama. Penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes) di sekolah seperti, selalu memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan atau handsanitizer dan pengaturan jarak, khususnya tempat duduk wajib dipatuhi dan dilaksanakan,” ungkap Dewi Coryati, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Provinsi Bengkulu
Menurut Dewi, pentingnya memperhatikan unsur kesehatan dan keselamatan dalam sistem belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi ini, agar penyebaran Covid 19 tidak sampai membludak kembali. Apalagi perkembangan kasus konfirmasi positif di Provinsi Bengkulu sampai saat ini, masih berfluktuatif. Demikian itu ia meminta, agar jajaran pendidik di sekolah, dapat mengatur dengan mempertimbangkan rasio jumlah peserta didik, dan juga jam pelajarannya tidak boleh lebih dari 2 jam, karena berada dalam ruangan tertutup.
“Tidak dipungkiri memang proses belajar tatap muka ini penting, karena pembelajaran itu bukan transfer ilmu, tapi pendidikan itu bagaimana mengajarkan dengan harus dicontohkan, terutama pada sekolah kejuruan. Tidak bagus memang, pelajaran praktek yang hanya dicontohkan saja tanpa ada praktek langsung. Jadi silakan pihak sekolah mengatur dengan tetap memperhatikan unsur kesehatan dan keselamatan anak didiknya,” ucapnya. Lanjut Dewi, Berbicara soal adanya vaksin yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat termasuk peserta didik, mau tidak mau pemerintah harus memastikan dahulu aman, dengan melakukan uji coba beberapa kali. Artinya, vaksin Covid 19 yang di sebut-sebut mulai diluncurkan awal tahun depan oleh Pemerintah, tidak bisa langsung disuntikan kepada generasi penerus bangsa ini. “Kami dari legislatif juga belum tahu soal vaksin ini. Tapi informasinya masih tahap uji coba dulu. Silakan saja, karena adanya vaksin nanti harus benar-benar aman untuk anak-anak dan tidak sampai terpapar Covid 19 lagi,” demikian Dewi.(ken)
Sumber: