Mereka yang Ingin Hidup Sehat Lama: Trend Longevity sebagai Tantangan dan Harapan
Prima--
Faktor biaya juga menjadi persoalan. Menjalani pola makan bergizi, pemeriksaan berkala, dan olahraga rutin membutuhkan biaya dan waktu. Karena itu strategi kesehatan publik perlu memastikan pilihan hidup sehat menjadi yang paling mudah dan paling terjangkau, misalnya melalui ruang terbuka hijau untuk berjalan kaki atau bersepeda, pangan lokal bergizi di pasar rakyat, serta skrining gratis di Puskesmas.
BACA JUGA:FIFGROUP Raih Penghargaan dalam Ajang Indonesia Corporate Sustainability Initiatives 2025
Harapan dari Jawa Tengah dan Ungaran: Dari Klinik sampai Kampung
Modal yang dimiliki provinsi Jawa Tengah cukup menjanjikan. Trend umur panjang di provinsi ini terus meningkat, sedangkan Kabupaten Semarang menunjukkan capaian AHH sekitar 76 tahun sebuah sinyal bahwa lingkungan sosial dan pelayanan kesehatan di daerah ini relatif mendukung kehidupan lansia yang lebih baik. Jejaring Puskesmas dan Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posyandu, Posbindu PTM) menjadi “mesin longevity” murah-meriah yang bisa dimaksimalkan untuk pemeriksaan rutin tekanan darah, gula darah, edukasi gizi, hingga senam bersama warga.
Strategi yang dapat ditempuh antara lain memperluas skrining faktor risiko PTM berbasis Puskesmas dan Posbindu sehingga deteksi dini dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti pengukuran tekanan darah, indeks massa tubuh, lingkar perut, dan pemeriksaan gula darah puasa. Pemerintah daerah juga dapat mempermudah warga untuk memilih gaya hidup sehat dengan menghadirkan ruang publik yang aman untuk berjalan kaki atau bersepeda, mengembangkan ekosistem pangan lokal yang bergizi dan terjangkau, serta memastikan kantin sekolah dan warung tidak dipenuhi minuman bergula berlebih.
Selain itu, perlu literasi publik yang baik mengenai klaim-klaim produk longevity, misalnya melalui kolaborasi dinas kesehatan, akademisi, dan media lokal untuk mengedukasi bahwa resep hidup sehat panjang umur bukanlah kapsul sakti, melainkan kombinasi tidur cukup, pola makan seimbang, aktivitas fisik rutin, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan berkala.
Penutup: Dari Lomba Panjang Umur ke Lomba Kualitas Umur
Trend longevity seharusnya tidak dilihat sebagai perlombaan siapa yang paling lama bernapas, melainkan siapa yang paling lama hidup sehat, mandiri, dan produktif. Data di provinsi Jawa Tengah dan kabar baik dari Ungaran memberi sinyal bahwa kita mampu menambah jumlah sekaligus mutu tahun hidup, asalkan tidak terjebak mitos dan sungguh-sungguh memperkuat upaya pencegahan.
BACA JUGA:Honda Jazz Bekas Masiih Menjadi Pilihan Para Pecinta Otomotif di Indonesia Desain Canggih dan Mewah
Kini saatnya menggeser fokus dari “umur berapa” ke “seberapa sehat dan mandiri” seseorang di usia senja. Individu dapat memulainya dari kebiasaan kecil yang konsisten, sementara pemerintah daerah dan komunitas wajib memastikan jalannya mulus dan merata. Jika semua pihak bergerak bersama, mereka yang ingin hidup sehat lama tidak sekadar menjadi tren sesaat, tetapi benar-benar menjadi kenyataan bagi keluarga-keluarga di Jawa Tengah.
Prima Trisna Aji
Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang
Sumber: