Jangan Tunggu Kuning, Hepatitis Masih Jadi Epidemi Diam di Indonesia

Jangan Tunggu Kuning, Hepatitis Masih Jadi Epidemi Diam di Indonesia

--

·         Usia produktif (20–49 tahun): Rentan hepatitis B & C akibat hubungan seksual tidak aman, transfusi darah, atau penggunaan jarum suntik tidak steril.

 

·         Lansia: Rentan hepatitis akibat konsumsi obat jangka panjang dan penurunan metabolisme hati.

 

Banyak yang menganggap hepatitis tidak bisa disembuhkan. Faktanya Hepatitis A & E bisa sembuh total. Hepatitis B bisa dikontrol dengan terapi antiviral. Hepatitis C bahkan bisa disembuhkan dengan pengobatan generasi baru (DAA) dengan tingkat kesembuhan di atas 95%.

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia medis terus berkembang. Obat antiviral generasi baru (TAF, DAA), Vaksin DNA & mRNA sedang dikembangkan, Rapid test dan PCR portable mulai menjangkau daerah terpencil, Individualisasi terapi berdasarkan profil virus pasien. Namun menurut banyak ahli, teknologi saja tidak cukup. Tanpa kebijakan publik yang proaktif, kasus hepatitis akan terus meningkat.Pemerintah sebaiknya dapat  memperluas vaksinasi hepatitis B, terutama pada bayi baru lahir. Lalu menyediakan skrining gratis bagi kelompok risiko tinggi, dan meningkatkan edukasi dan pelatihan tenaga kesehatan.

 

Hepatitis bukan hanya soal virus. Ini tentang kesadaran, deteksi dini, dan keberpihakan sistem kesehatan. Saat gejalanya muncul, bisa jadi sudah terlambat. Maka, jangan tunggu kuning. Lakukan tes, edukasi keluarga, dan jaga hati karena fungsi hati menentukan masa depan hidup yang sehat.

 

 

Sumber: