Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan
Radarseluma.disway.id - Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan dan Kesabaran--
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menggambarkan bahwa dakwah Rasulullah SAW berlandaskan kebijaksanaan, kesabaran, dan akhlak yang luhur. Beliau bukan hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga menjadi teladan hidup yang nyata dari ajaran Islam.
Pemboikotan dan Kesedihan yang Mendalam
Puncak tekanan terjadi ketika Quraisy melakukan pemboikotan ekonomi dan sosial terhadap Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Mereka dilarang berinteraksi, berdagang, bahkan menikah dengan kaum Muslimin. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun di lembah Abu Thalib. Umat Islam mengalami kelaparan dan penderitaan yang luar biasa.
Tak lama setelah itu, dua orang terdekat Rasulullah SAW wafat: Khadijah RA dan Abu Thalib. Tahun itu dikenal sebagai ‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan). Namun meski kehilangan pelindung dan pendamping setia, Rasulullah SAW tidak pernah berhenti berdakwah. Beliau terus menyampaikan risalah Islam dengan sabar dan tawakal.
Hijrah sebagai Jalan Keluar
Ketika penindasan semakin berat, Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk berhijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Di sana, Rasulullah SAW membangun masyarakat Islam yang berlandaskan iman, persaudaraan, dan keadilan.
Hijrah bukan bentuk lari dari perjuangan, melainkan strategi dakwah untuk memperluas penyebaran Islam. Dari Madinah inilah cahaya Islam akhirnya menyinari seluruh jazirah Arab dan dunia.
Perjuangan Rasulullah SAW di Makkah adalah teladan abadi tentang keteguhan iman, kesabaran, dan kecerdasan dalam berdakwah. Beliau menghadapi penghinaan, siksaan, bahkan ancaman pembunuhan, namun tidak pernah menyerah. Rasulullah SAW menunjukkan bahwa kemenangan sejati dalam dakwah bukan diukur dari kekuasaan atau jumlah pengikut, melainkan dari ketulusan dan keteguhan hati dalam menyampaikan kebenaran.
Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ
Artinya: "Dan Allah akan memeliharamu dari (gangguan) manusia.".(QS. Al-Ma’idah: 67)
Dari perjuangan beliau, umat Islam belajar bahwa menyebarkan kebaikan harus dilakukan dengan kesabaran, keteladanan, dan cinta kasih. Dakwah bukan sekadar menyampaikan kata, melainkan menanamkan cahaya iman dalam hati manusia.
Semoga kisah perjuangan Rasulullah SAW di Makkah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang menegakkan nilai-nilai Islam di tengah tantangan zaman. (djl)
Sumber: