Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan

Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan

Radarseluma.disway.id - Keteguhan Rasulullah SAW dalam Menyebarkan Islam di Makkah: Pelajaran Besar dari Dakwah Penuh Tantangan dan Kesabaran--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Makkah merupakan babak awal yang penuh ujian, tekanan, dan penderitaan. Namun dari sanalah terukir kisah keteguhan hati, kesabaran, serta keyakinan yang luar biasa dalam memperjuangkan kalimat tauhid. Rasulullah SAW diutus di tengah masyarakat yang terbelenggu oleh jahiliah menyembah berhala, menindas kaum lemah, dan mengabaikan nilai kemanusiaan. Dalam situasi yang gelap itu, beliau membawa cahaya wahyu yang menuntun manusia menuju kebenaran.

Masa dakwah Rasulullah di Makkah berlangsung selama 13 tahun, penuh dengan penderitaan, penolakan, dan siksaan dari kaum Quraisy. Namun justru dari periode inilah muncul teladan luar biasa tentang bagaimana seorang pemimpin sejati berjuang tanpa kekerasan, mengandalkan hikmah, kesabaran, dan kasih sayang.

Awal Turunnya Wahyu dan Tugas Dakwah

Semua bermula ketika Rasulullah SAW berusia 40 tahun. Saat sedang bertafakur di Gua Hira, Allah SWT menurunkan wahyu pertama melalui malaikat Jibril AS:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2)

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." (QS. Al-‘Alaq: 1–2)

Ayat ini menjadi tanda awal kerasulan Muhammad SAW. Wahyu tersebut mengandung makna yang mendalam: Islam adalah agama ilmu, berpikir, dan pengenalan terhadap Sang Pencipta. Sejak saat itu, Rasulullah SAW mendapat tugas besar untuk menyeru manusia agar kembali menyembah Allah SWT semata.

BACA JUGA:Keteladanan Rasulullah SAW Membesarkan Hati Sahabat yang Sedih: Kebijaksanaan dalam Menenangkan Jiwa

Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

Pada tiga tahun pertama, Rasulullah SAW melakukan dakwah secara sirriyah (rahasia). Beliau memulai dari orang-orang terdekat yang memiliki hati jernih dan akhlak mulia. Di antara mereka adalah Khadijah binti Khuwailid RA, sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Ali bin Abi Thalib RA, dan Zaid bin Haritsah RA. Mereka adalah generasi pertama yang memeluk Islam dan menjadi pondasi awal dakwah.

Strategi dakwah secara rahasia ini menunjukkan kecerdasan Rasulullah SAW. Beliau tidak tergesa-gesa, melainkan membangun pondasi keimanan yang kokoh dalam hati para sahabat. Sebab beliau memahami bahwa perubahan besar harus dimulai dari pembenahan akidah dan keimanan.

Perintah Dakwah Terang-Terangan

Setelah tiga tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, turunlah perintah Allah SWT agar Rasulullah SAW menyampaikan dakwah secara terbuka:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: "Maka sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik." (QS. Al-Hijr: 94)

Ayat ini menjadi titik perubahan besar. Rasulullah SAW kemudian berdiri di Bukit Shafa dan menyeru kaumnya secara terbuka:

"Wahai kaum Quraisy, bagaimana jika aku katakan bahwa di balik bukit ini ada pasukan yang akan menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?"

Sumber:

Berita Terkait