Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin
Radarseluma.disway.id - Rasulullah SAW dan Kisah Cinta Persaudaraan Antara Kaum Anshar dan Muhajirin--
(Keteladanan Agung dalam Membangun Ukhuwah Islamiyah di Madinah)
Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Kehidupan Rasulullah SAW merupakan teladan abadi bagi seluruh umat manusia. Setiap aspek kehidupannya mengandung nilai-nilai luhur, termasuk dalam hal menciptakan persaudaraan sejati antara sesama muslim. Salah satu kisah paling menggetarkan dalam sejarah Islam adalah kasih sayang dan persaudaraan antara kaum Anshar (penduduk Madinah) dan Muhajirin (kaum yang hijrah dari Makkah). Rasulullah SAW tidak hanya menjadi pemimpin spiritual mereka, tetapi juga menjadi pengikat hati dua kelompok besar yang sebelumnya tidak saling mengenal, hingga akhirnya bersatu dalam satu ikatan iman dan cinta karena Allah SWT.
Hijrah Rasulullah SAW ke Madinah bukan hanya peristiwa perpindahan tempat, melainkan juga awal terbentuknya masyarakat Islam yang penuh keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan. Kaum Anshar menerima saudara-saudara mereka dari Makkah dengan hati terbuka, bahkan rela berbagi rumah, harta, dan pekerjaan. Semua itu terjadi karena bimbingan dan keteladanan langsung dari Rasulullah SAW, yang selalu mengajarkan arti ukhuwah dan kasih sayang di atas dasar keimanan.
Kasih Sayang Rasulullah SAW kepada Kaum Anshar dan Muhajirin
Rasulullah SAW sangat mencintai kaum Anshar dan Muhajirin, karena keduanya memiliki peran besar dalam perjuangan menegakkan Islam. Kaum Muhajirin meninggalkan kampung halaman, harta benda, dan keluarga demi mempertahankan iman mereka. Sementara kaum Anshar membuka tangan lebar-lebar, menyambut saudara-saudara seiman dengan kasih dan pengorbanan luar biasa.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis sahih:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: "آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ"
Artinya: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar, dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menggambarkan betapa besar kecintaan Rasulullah SAW kepada kaum Anshar. Cinta kepada mereka bahkan dijadikan tolok ukur keimanan. Sebab, kaum Anshar bukan hanya sekadar penolong dalam makna fisik, tetapi juga menjadi penopang spiritual dalam membangun masyarakat Islam pertama.
Adapun kaum Muhajirin, mereka adalah orang-orang yang meninggalkan segala sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Mereka menjadi simbol pengorbanan yang tulus. Allah SWT memuji mereka dalam Al-Qur’an:
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَـٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Artinya:
“Bagi orang-orang fakir yang berhijrah, yang diusir dari kampung halaman dan harta benda mereka, karena mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya, serta menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hasyr: 8)
Ayat ini menegaskan keikhlasan dan keimanan kaum Muhajirin. Mereka tidak berhijrah untuk keuntungan duniawi, melainkan semata-mata mencari keridaan Allah. Rasulullah SAW mencintai mereka karena pengorbanan besar itu.
Ukhuwah Islamiyah di Bawah Bimbingan Rasulullah SAW
Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW langsung mengambil langkah luar biasa untuk menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar. Beliau mempersaudarakan mereka satu per satu, bukan hanya secara simbolik, tetapi juga dengan perjanjian saling tolong-menolong dalam segala hal.
Sumber: