Tangisan dan Doa Abadi Rasulullah SAW untuk Umatnya: Bukti Cinta Tanpa Batas Hingga Akhir Hayat
Radarseluma.disway.id - Tangisan dan Doa Abadi Rasulullah SAW untuk Umatnya: Bukti Cinta Tanpa Batas Hingga Akhir Hayat--
Reporter: Juli Irawan
Radarseluma.disway.id - Dalam sejarah panjang kehidupan manusia, belum pernah ada sosok yang mencintai umatnya melebihi cinta Rasulullah Muhammad SAW kepada umatnya. Beliau tidak hanya mengajarkan kebenaran dan akhlak mulia, tetapi juga selalu mendoakan keselamatan bagi setiap orang yang beriman, bahkan mereka yang belum sempat bertemu dengannya. Cinta beliau bukan hanya diucapkan, melainkan diwujudkan dalam bentuk doa, pengorbanan, dan air mata yang menetes karena kasih sayang yang tulus.
Rasulullah SAW menangis bukan karena penderitaan pribadi, tetapi karena rasa cinta yang mendalam terhadap umatnya. Beliau takut jika umatnya tersesat, jauh dari Allah, atau tidak mendapat rahmat-Nya. Tangisan itu menjadi simbol kasih seorang nabi yang hatinya penuh rahmah, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri; berat terasa olehnya penderitaanmu, ia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu; amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Ayat ini menggambarkan betapa dalamnya kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya. Setiap kesulitan yang menimpa manusia terasa berat di hati beliau. Setiap kesesatan umat membuatnya resah dan setiap kebaikan mereka membuatnya bahagia.
Tangisan Rasulullah SAW dalam Doa Malam
Dalam banyak riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering menangis di malam hari saat bermunajat kepada Allah SWT. Tangisannya bukan karena takut dunia, melainkan karena cinta dan rasa harap agar umatnya diampuni oleh Allah.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Suatu malam Rasulullah SAW membaca ayat ini:
إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya: “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Ma’idah: 118)
Beliau terus mengulang ayat itu sambil menangis hingga air matanya membasahi janggutnya. Lalu Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menanyakan sebab tangisannya. Ketika Jibril menyampaikan bahwa Allah telah mengetahui tangis dan doanya, Rasulullah SAW berkata:
“Aku menangis karena aku khawatir terhadap umatku.”
Mendengar itu, Allah SWT berfirman melalui Jibril:
Sumber: