Teladan Rasulullah SAW dalam Menanamkan Kasih Sayang kepada Anak-anak

Teladan Rasulullah SAW dalam Menanamkan Kasih Sayang kepada Anak-anak

Radarseluma.disway.id - Teladan Rasulullah SAW dalam Menanamkan Kasih Sayang kepada Anak-anak--

Reporter: Juli Irawan Radarseluma.disway.id - Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok manusia sempurna yang menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. Beliau tidak hanya mengajarkan tentang ibadah dan akidah, tetapi juga mencontohkan akhlak yang luhur dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam memperlakukan anak-anak. Kasih sayang Rasulullah SAW kepada anak-anak menjadi teladan abadi bagi seluruh orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam membentuk generasi yang beriman, berakhlak, dan penuh cinta.

Dalam masyarakat Arab pra-Islam, anak-anak seringkali dianggap remeh dan tidak dihargai, terutama anak perempuan. Namun, kehadiran Rasulullah SAW membawa perubahan besar terhadap pandangan tersebut. Beliau menunjukkan bahwa anak-anak adalah amanah Allah yang harus dijaga, disayangi, dan dididik dengan penuh kelembutan. Sikap dan perilaku beliau menjadi gambaran nyata bagaimana kasih sayang seharusnya ditanamkan sejak dini.

Kasih Sayang Rasulullah SAW: Fondasi Pendidikan dan Akhlak

Rasulullah SAW memandang anak-anak sebagai permata yang harus dirawat dengan cinta dan doa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَعِنْدَهُ الْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ، فَقَالَ الْأَقْرَعُ: إِنَّ لِي عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا. فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: «مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ»

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW pernah mencium Hasan bin Ali, sedangkan di dekat beliau ada Al-Aqra‘ bin Habis. Lalu Al-Aqra‘ berkata, “Aku punya sepuluh anak, namun belum pernah aku mencium satu pun dari mereka.” Maka Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda: “Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya ekspresi kasih sayang secara nyata kepada anak-anak, seperti melalui pelukan, ciuman, dan perhatian. Beliau tidak menganggap bahwa menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak adalah tanda kelemahan, melainkan bentuk kemuliaan hati dan ketulusan jiwa.

Kasih sayang ini menjadi dasar pendidikan Islam. Anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang akan lebih mudah diarahkan kepada kebaikan, karena mereka belajar dari keteladanan dan kelembutan, bukan dari ketakutan atau paksaan.

BACA JUGA:Keteladanan Rasulullah SAW dalam Menghormati Tetangga Tanpa Memandang Agama: Cermin Akhlak Luhur dan Rahmat ba

Dalil Al-Qur’an tentang Kasih Sayang kepada Keluarga dan Anak

Allah SWT dalam Al-Qur’an berulang kali menegaskan pentingnya kasih sayang dalam keluarga. Salah satu ayat yang mencerminkan hal ini terdapat dalam Surah Al-Furqan ayat 74:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)

Ayat ini menggambarkan bahwa kebahagiaan sejati dalam keluarga lahir dari hubungan yang penuh cinta dan kasih sayang. Rasulullah SAW meneladankan doa ini dalam kehidupan nyata dengan selalu mendoakan anak-anak dan cucunya, Hasan dan Husain, agar menjadi anak-anak yang shalih dan bertakwa.

Sikap Rasulullah SAW dalam Berinteraksi dengan Anak-anak

Kasih sayang Rasulullah SAW tidak hanya ditunjukkan melalui kata-kata, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari. Beliau senantiasa berinteraksi dengan anak-anak dengan kelembutan dan penghargaan, tanpa membeda-bedakan status sosial atau keturunan.

Dalam hadits riwayat Imam Muslim diceritakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا مَرَّ بِالصِّبْيَانِ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ

Artinya: "Rasulullah SAW apabila melewati anak-anak, beliau memberi salam kepada mereka." (HR. Muslim)

Ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW menghormati anak-anak sebagaimana beliau menghormati orang dewasa. Memberi salam kepada anak-anak merupakan bentuk pendidikan akhlak agar mereka merasa dihargai dan belajar membalas salam, sebuah tradisi penuh adab dan cinta kasih.

Selain itu, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering bermain bersama anak-anak. Ketika Hasan dan Husain menaiki punggung beliau saat sedang sujud, beliau tidak marah, melainkan membiarkan mereka bermain hingga puas. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

عَنْ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فِي إِحْدَى صَلَوَاتِ الْعَصْرِ، وَهُوَ حَامِلٌ الْحَسَنَ أَوِ الْحُسَيْنَ، فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، فَوَضَعَهُ ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ، فَصَلَّى، فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا، فَقَالَ أَبِي: رَفَعْتُ رَأْسِي، فَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ وَهُوَ سَاجِدٌ، فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الصَّلَاةَ، قَالَ النَّاسُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا؟ فَقَالَ: «إِنَّ ابْنِيَ ارْتَحَلَنِي، فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ»

Artinya: Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong Hasan atau Husain. Ketika sujud, beliau memanjangkan sujudnya. Setelah shalat, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa sujudmu lama sekali?” Beliau menjawab, “Anakku sedang menaiki punggungku, dan aku tidak ingin memotong kesenangannya hingga ia selesai.” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad)

Kisah ini menunjukkan betapa lembutnya hati Rasulullah SAW terhadap anak-anak. Beliau memahami psikologi anak yang senang bermain dan tidak memarahi mereka meski di tengah ibadah.

BACA JUGA:Kisah Rasulullah SAW dan Anak Yatim: Sentuhan Kasih yang Menggetarkan Hati Umat

Menanamkan Nilai Kasih Sayang dalam Pendidikan Anak

Kasih sayang bukan hanya tentang kelembutan, tetapi juga tentang ketegasan yang penuh hikmah. Rasulullah SAW mengajarkan keseimbangan antara cinta dan disiplin. Beliau bersabda:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِع

Artinya: "Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan lembut dan mendidik) jika mereka meninggalkannya pada umur sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka" (HR. An-Nasa’i dan Ahmad)

Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menanamkan kasih sayang dalam pendidikan dengan tahapan. Beliau tidak langsung memaksa anak-anak, melainkan memberi waktu untuk memahami dan mencintai ibadah. Kasih sayang yang mendidik adalah yang menumbuhkan kesadaran, bukan ketakutan.

Keteladanan Rasulullah SAW dalam menanamkan kasih sayang kepada anak-anak merupakan warisan besar bagi umat Islam. Beliau mengajarkan bahwa kasih sayang adalah fondasi utama dalam membangun generasi yang berakhlak mulia. Dengan kasih sayang, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang penyayang, bertanggung jawab, dan menghormati orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء

Artinya: Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya Dzat yang di langit akan menyayangimu" (HR Tirmidzi) 

Pesan ini sangat relevan bagi orang tua, guru, dan masyarakat modern yang tengah menghadapi tantangan moral generasi muda. Meneladani kasih sayang Rasulullah SAW bukan hanya kewajiban spiritual, tetapi juga kebutuhan sosial untuk membangun generasi yang berakhlak dan berperikemanusiaan.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari teladan agung Rasulullah SAW, menumbuhkan kasih sayang dalam keluarga dan masyarakat, serta menjadi penyambung rahmat beliau di muka bumi. (djl)

Sumber:

Berita Terkait