Indahnya Persaudaraan Muhajirin dan Anshar dalam Bimbingan Rasulullah SAW
Radarseluma.disway.id - Indahnya Persaudaraan Muhajirin dan Anshar dalam Bimbingan Rasulullah SAW--
Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata: Kaum Muhajirin berkata kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat suatu kaum yang lebih banyak memberi dari yang mereka miliki, dan lebih baik berbagi meski dari yang sedikit, dibanding kaum yang kami tempati di tengah-tengah mereka (Anshar). Mereka telah mencukupi kebutuhan kami dan berbagi kesenangan dengan kami, sampai-sampai kami khawatir mereka akan mendapatkan semua pahala.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menggambarkan betapa besar ketulusan kaum Anshar dan bagaimana Rasulullah SAW berhasil menanamkan nilai kebersamaan sehingga para Muhajirin merasa sangat terbantu.
Nilai-Nilai Persaudaraan yang Terjalin
1.Pengorbanan Harta dan Jiwa
Kaum Anshar rela membagi tanah, rumah, bahkan istri mereka untuk dinikahi oleh kaum Muhajirin. Salah satu contoh adalah ketika Sa’ad bin Rabi’ menawarkan separuh hartanya kepada Abdurrahman bin Auf. Namun Abdurrahman menolak dengan halus dan hanya meminta ditunjukkan jalan menuju pasar agar ia bisa berdagang.
2.Kebersamaan dalam Ibadah
Muhajirin dan Anshar tidak terpecah dalam ibadah. Mereka bersama-sama shalat, berjihad, dan mengikuti Rasulullah SAW dalam setiap langkah dakwah.
3.Menghapus Fanatisme Kesukuan
Sebelum Islam, masyarakat Arab sangat fanatik pada suku. Namun setelah hijrah, Rasulullah SAW menghapus sekat-sekat kesukuan itu dengan persaudaraan iman.
4.Solidaritas Sosial
Persaudaraan ini menumbuhkan budaya saling menolong. Ketika ada yang kekurangan, yang lain segera membantu. Inilah wujud nyata dari ukhuwah Islamiyah.
BACA JUGA:Nabi Muhammad SAW: Teladan Agung dalam Menepati Janji dan Amanah
Relevansi Persaudaraan Muhajirin dan Anshar untuk Umat Islam Saat Ini
Kisah persaudaraan Muhajirin dan Anshar tidak berhenti sebagai catatan sejarah, melainkan menjadi teladan bagi umat Islam di setiap zaman. Di tengah kehidupan modern yang sering dilanda individualisme, umat Islam perlu kembali meneladani nilai-nilai ini.
Beberapa hikmah yang bisa kita ambil:
• Menolong sesama muslim tanpa pamrih.
• Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
Sumber: