Keutamaan Mengajarkan Ilmu kepada Orang Lain: Sebuah Tanggung Jawab dan Amalan yang Mulia
Radarseluma.disway.id - Keutamaan Mengajarkan Ilmu kepada Orang Lain: Sebuah Tanggung Jawab dan Amalan yang Mulia--
إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Apabila seseorang meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal: sedekah yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim)
Ilmu yang diajarkan dengan niat yang benar akan terus memberikan manfaat, bahkan setelah pengajarnya wafat. Itulah sebabnya, mengajarkan ilmu adalah salah satu amalan yang akan terus mengalirkan pahala bagi seorang Muslim, bahkan setelah ia meninggal dunia.
BACA JUGA:Hidup dengan Zuhud dan Tawakal: Kunci Kebahagiaan Hakiki dalam Islam
Keutamaan Mengajarkan Ilmu bagi Penerima
Bagi orang yang menerima ilmu, mendapatkan ilmu adalah sebuah nikmat besar. Allah SWT berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: "Katakanlah, apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?" (QS Az-Zumar: 9)
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu jauh lebih mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Ilmu adalah pemisah antara kebodohan dan pencerahan. Oleh karena itu, seorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain akan mendapatkan pahala, sementara orang yang menerima ilmu juga akan memperoleh manfaat yang luar biasa.
Penjelasan tentang Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Ibnu Majah yang mana berbunyi:
اللهم إني أسالك علماً نافعاً ورزقاً طيباً وعملاً متقبلاً
Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima." (HR. Ibn Majah)
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. Seorang yang mengajarkan ilmu, apabila ilmu tersebut digunakan dengan niat yang tulus, maka ia akan memperoleh pahala yang besar.
BACA JUGA:Menjaga Kesucian Niat dalam Beribadah
Sumber: