Meningkatkan Kepedulian Sosial dalam Kehidupan: Sebuah Tanggung Jawab Bersama
Radarseluma.disway.id - Meningkatkan Kepedulian Sosial dalam Kehidupan: Sebuah Tanggung Jawab Bersama--
Ayat ini menegaskan bahwa zakat harus diberikan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk orang miskin, orang yang berhutang, dan orang yang berjuang di jalan Allah. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat peduli dengan kondisi sosial umat, dan zakat merupakan salah satu cara untuk mengurangi kesenjangan sosial.
Dalam Surat Al- Insan ayat 8 - 9 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an yang berbunyi:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Artinya: “Dan mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan (pada jalan Allah), karena mengharap wajah Allah semata, mereka tidak menginginkan balasan atau ucapan terima kasih.” (Al-Insan 8-9)
Dalam ayat ini, kita diajarkan untuk memberi kepada yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan. Kepedulian sosial yang sejati tidak mengharapkan sesuatu sebagai imbalan, melainkan hanya karena mengharapkan ridha Allah.
BACA JUGA:Adab Bertamu dan Menyambut Tamu dalam Islam
Hadits tentang Kepedulian Sosial
Selain Al-Qur'an, Hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menekankan pentingnya kepedulian sosial. Beberapa hadits yang relevan antara lain.
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda yang mana berbunyi:
مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِالْجَارِ لَا يُؤْمِنُ
Artinya: “Barangsiapa yang tidak peduli dengan tetangganya, maka dia tidak beriman.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa kepedulian terhadap tetangga adalah bagian dari iman. Ini menunjukkan bahwa hubungan sosial dalam Islam sangat penting, dan Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya peduli dengan keluarga atau sahabat, tetapi juga dengan tetangga dan orang-orang di sekitar kita.
Dalam Hadits lain Nabi Muhammad Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadits Bukhari yang berbunyi,:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR Muslim)
Sumber: