Salah seorang warga Desa Lubuk Resam, Saripudin (60) mengaku lega setelah mendengar kabar bahwa jalan tersebut akan diperbaiki melalui program IJD. Menurutnya, selama bertahun-tahun masyarakat harus berjuang melewati jalan rusak yang menjadi satu-satunya akses penghubung ke wilayah lain.
BACA JUGA:Honda Jazz Mobil Desain Mewah dan Canggih Masih Populer di Pasar Otomotif Indonesia
BACA JUGA:Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik, Warga Jakarta Diminta Pakai Masker Saat Beraktivitas
"Kami tidak menuntut banyak yang penting jalan ini bisa dilalui. Kalau belum bisa diaspal, dikoral dulu pun kami sudah bersyukur," harapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ujang (45) yang menuturkan bahwa, kondisi jalan yang rusak parah tidak hanya menghambat aktivitas ekonomi warga, tetapi juga membahayakan keselamatan pengendara.
Warga mengaku sudah berkali-kali melakukan perbaikan secara swadaya, namun upaya itu tidak pernah bertahan lama. Curah hujan yang tinggi membuat jalan kembali rusak hanya dalam hitungan minggu.
"Kami sudah berulang kali gotong royong menimbun jalan dengan batu dan tanah, tapi tetap saja rusak lagi. Sudah sering kendaraan tergelincir karena jalan licin dan berlumpur. Kalau dibiarkan terus, bisa menyebabkan kecelakaan," terangnya.
Masyarakat berharap agar Pemkab Seluma dan Balai Jalan Nasional benar-benar merealisasikan pembangunan jalan ini sesuai jadwal. Mereka juga meminta pemerintah daerah untuk turun langsung meninjau kondisi lapangan.
Kondisi jalan yang rusak parah selama ini telah berdampak besar terhadap perekonomian warga. Banyak petani kesulitan membawa hasil bumi seperti karet, kopi dan sawit karena kendaraan tidak bisa melewati jalan berlumpur. Akibatnya, hasil panen sering tertahan dan harga jual pun menurun karena terlambat masuk ke pasar.